Sabtu, 04 Februari 2017

Milikilah Sifat Peduli Terhadap Orang Lain

0 Comments

Sahabat Muslim yang dirahmati Allah SWT,

          Dizaman yang semakin modern ini, manusia terkadang lupa dengan kepedulian terhadap orang lain dan juga lingkungannya. Sifat egois dan rasa acuh tak acuh mulai menggerogoti akhlaq umat islam saat ini. Masih banyak terkadang kita bisa melihat manusia tidak lagi peduli terhadap orang lain bahkan mungkin bisa sampai membuat orang lain merasa tersakiti bahkan celaka. Sebagai contohnya kasus yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti sudah mengetahui, tidak bisa dipungkiri teknologi komunikasi saat ini semakin canggih, kita pasti tidak mau sampai tertinggal dan kudet dengan teknologi tersebut, sehingga kita selalu membawa dan bermain HP dimana dan kapan saja kita bisa. Saat pelajaran dikelas, kadang kita tidak peduli dengan guru yang menyampaikan pelajaran dan malah asyik bermain HP, selfie, upload foto di Instagram, nonton Film dan lain sebagainya, selain itu ketika sedang mengendarai motor ataupun kendaraan lainnya tidak focus berkendara tetapi malah focus denga HP, alhasil kecelakaan, atau bahkan juga bisa mencelakai orang lain. Hal ini mengindikasikan bahwa kita memiliki sifat acuh tak acuh kepada orang lain. Teknologi yang semakin berkembang tidak bisa kita manfaatkan untuk hal-hal yang positif, tetapi cenderung malah kita manfaatkan untuk hal-hal yang sifatnya hanya hiburan semata.

          Sifat acuh tak acuh atau sifat masa bodoh merupakan sifat yang tercela dan dibenci oleh Allah SWT dan Rosululloh SAW, bahkan ada sebuah hadis yang menjelaskan jika kita memiliki sifat acuh kepada orang lain, maka kita dianggap termasuk orang-orang yang tidak beriman.

“tidak beriman seseorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (H.R Muttafaq ‘alaih)

          Dalam hadis diatas dengan tidak langsung kita telah diperintahkan untuk bisa memberikan kasih sayang dan cinta terhadap orang lain seperti kita mencintai diri kita sendiri. Jia kita sudah mencintai orang lain seperti mencintai diri kita sendiri, maka kita sudah termasuk kedalam golongan orang-orang yang beriman.

          Rasa cinta kepada orang lain karena lillah, maka kita akan termasuk kedalam orang-orang yang berbuat kebaikan kepada orang lain, karena seseungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang bisa memberikan kemanfaatan bagi orang lain. Rosululloh SAW bersabda :

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”

          Dalam hadis lain pun dijelaskan juga bahwasanya kita dilarang untuk mengganggu, menghina, atau bahkan menyakiti orang lain, entah itu sahabat kita atau tetangga kita, yang jelas kita diperintahkan untuk selalu mencintai dan menebar kasih saying kepada semua orang. Dan jika kita ingin dicintai oleh Allah dan Rosululloh SAW, maka kita tidak boleh sampai menyakiti orang lain seperti sebuah hadis yang meriwayatkan :

“Barangsiapa ingin dicintai Allah dan RosulNya, hendaklah dia berbicara benar, menepati amanat dan tidak mengganggu tetangganya” (H.R Al-Baihaqi)

          Maksud tidak mengganggu tetangganya disini bukanlah mutlak hanya tetangga kita saja, akan tetapi kepada semua orang yang disekeliling kita, termasuk sahabat kita, orang tua kita, guru kita, dan juga lingkungan kita, selain kita harus memberikan kasih saying kepada manusia, kita juga diperintahkan untuk bisa menyayangi dan menjaga lingkingan sekitar kita dan dilarang untuk merusaknya. Seperti firman Allah yang artinya :

“dan janganlah kamu berbuat kerusakan dibumi sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepaanya dengan rasa takt (tidak akan diterima) dan penuh harap (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik” (Q.S Al-A’raf : 56)


Sumber :

Hidayat, Sholeh. 2011. Kumpulan Hadis Tentang Akhlak Terpuji. CV Megah Jaya.


Penulis

SUKARMAN


Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta, mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Dusta Sifat Orang Munafik

0 Comments

Sahabat Muslim yang dirahmati Allah SWT

Tanda-tanda orang yang memiliki sifat munafik dalam sebuah hadis dijelaskan ada tiga tanda-tandanya.

“Tanda-tanda orang munafik ada tiga; apabila berkata ia dusta; apabila berjanji, ia ingkar, dan apabila dipercaya ia berkhiatnat” (H.R. Bukhari)

Na’udzubillah Sahabat Muslim, sifat munafik adalah sifat yang sangat dibenci oleh Allah SWT dan Rosululloh SAW, kenapa demikian? Karena sifat munafik itu merupakan sifat yang sangat berbahaya, bukan hanya berbahaya bagi orang yang memiliki sifat munafik tersebut, akan tetapi juga berbahaya bagi orang lain, masyarakat, agama , bangsa dan negara.

Salah satu tanda orang munafik yaitu diantaranya memiliki sifat dusta.

Rosululloh SAW merupakan suri tauladan kita, dalam diri beliau tercermi akhlaq yang sangat mulia. Salah satunya adalah sifat Jujurnya. Rosululloh SAW dari kecil sudah terkenal akan kejujurannya, sampai ia mendapat gelar “Al-amin” yaitu orang yang dapat dipercaya. Tak ada satu pun orang Arab saat itu meragukan keujuran Nabi, hanya saja para kafir quraisy yang memang tidak suka dengan keberadaan Nabi, namun para sahabat dan orang lain yang sangat mencintai beliau sangat menjunjung tinggi dan menghormati Nabi Muhammad. Sahabat beliau Abu Bakar yang sangat percaya dengan semua apa yang disabdakan Nabi dan selalu membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi, sampai pada akhirnya Abu Bakar diberi gelar “As-Shidiq” yaitu orang yang membenarkan. Semua perkataan yang Nabi ucapkan walaupun itu tidak masuka akal Abu Bakar akan tetap percaya dan mengimaninya.

Sebagai seorang muslim yang mengaku cinta kepada nabi Muhammad SAW, sudah sepantasnya lah kita meneladani akhlaq beliau, walaupun terkadang memang sulit, tetapi tidak menutup kemungkinan jika kita mau berusaha untuk selalu berkata jujur.

Bahaya dari orang yang memiliki sifat dusta ini sangatlah banyak, selain akan dibenci Allah SWT, juga akan dijauhi oleh orang lain, serta akan mendapat ancaman neraka diakhirat nanti seperti sebuah hadis yang meriwayatkan :

“Takutlah kamu semua akan berkata dusta, sebab dusta itu sama dengan kecurangan dan keduanya ada didalam neraka” (H.R. Bukhari)

Sedangkan jika kita selalu berkata jujur, maka balasannya adalah surge. Seperti sebuah hadis yang meriwayatkan :

“Tetaplah berlaku jujur, karena jujur itu akan menuju pada kebaikan, sedangkan kebaikan akan menghantarkan kearah surge” (H.R Bukhari)

Kita tidak bisa membayangkan jika orang-orang di negara kita mempunyai sifat dusta, apalagi dia seorang pemimpin negara yang menjadi imam dalam pembangunan di negara kita. seorang pemimpin pun harus mempunyai sifat jujur dan menghindarkan diri dari sifat dusta. Karena dia mengemban amanah yang sangat besar. Bukan hanya itu saja, namun semua sifat munafik yang ketiga ini, dusta, ingkar janji, dan khianat haruslah dijauhi. Karena jiika pemimpin negara dusta, maka rakyat yang akan sengsara. Jika pemimpin negara ingkar dengan janjinya sendiri, itu juga akan merugikan rakyatnya, apalagi sampai berkhianat dari tugasnya sebagai pemimpin negara tentu saja negara ini akan hancur dan berantakan. Negara yang baldatu toyyibatun waroobun ghofur pun tidak akan pernah tercapai apabila pemimpin negara mempunyai sifat munafik.

Sumber :

Hidayat, soleh. 2011. Kumpulan Hadis Tentang Perilaku Tercela. CV Megah Jaya.


Penulis

SUKARMAN


Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta, mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
 
back to top