Sabtu, 05 Maret 2016

Hikmah Dibalik Musibah

0 Comments


             Setiap orang pasti pernah mengalami musibah dalam kehidupannya, entah itu kecelakaan, kegagalan, kebakaran, terkena bencana alam, dan lain sebagainya. Sikap orang yang menghadapinya pun berbeda-beda. Ada yang menyikapinya dengan sabar dan ada pula yang berputus asa karena merasa sudah tidak mempunyai harapan lagi.

                Tapi, apakah kalian tau ? bahwasanya dibalik setiap musibah itu pasti ada hikmah dan pelajaran yang dapat kita ambil. Kita harus yakin, bahwasanya setelah kesulitan itu pasti akan datang kemudahan dan jalan keluar dari semua persoalan yang sedang kita hadapi. Seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Insyiroh ayat 5-6



PENULIS
SUKARMAN
ANAK ASUH YAYASAN KEMASLAHATAN UMAT YOGYAKARTA, ALUMNI PONDOK PESANTREN AL-FURQON SANDEN, DAN MAHASISWA SEMESTER II DI JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA




Artinya :

5. karena seungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan

6. sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan

                Dalam ayat tersebut, Allah SWT mengulangi ayat itu sebanyak 2 kali yang menjanjikan adanya kemudahan bersama kesulitan, hal ini mengindikasikan bahwasanya, Allah SWT pasti akan memberikan jalan keluar (kemudahan) dalam setiap kesulitan yang sedang kita hadapi. Tidak mungkin tidak, karena Allah SWT tidak pernah dan tidak akan pernah mengingkari janjiNya sendiri, tinggal bagaimana sikap kita dalam menghadapi semua itu. Sebagai seorang Mukmin, tentu saja kita tidak diperbolehkan untuk menyerah dan berputus asa dari pertolongan Allah SWT.

“ …dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir” (Q.S Yusuf : 87)

                Memang, tidaklah mudah dalam menghadapi semua masalah yang sangat rumit dan sperti tak ada jalan keluarnya, terkadang kita juga sempat berfikir bahwa Allah itu tidak adil terhadap kita, mengapa kita ditimpa musibah yang begitu susah dan berat. Tetapi, percayalah bahwa semua itu mengindikasikan bahwa Allah SWT sayang dan memperhatikan kita, Allah SWT juga tak akan pernah memberikan ujian kepada hambaNya melebihi kemampuan hamba itu sendiri.

“Allah tidak membebankan seseorang melainkan dengan kesanggupannya.”  (Q.S Al-Baqarah: 286)

                Ketika kita sedang mengalami atau ditimpa musibah, kita diperintahkan untuk melihat orang lain yang juga sedang ditimpa musibah yang itu bahkan lebih berat daripada musibah yang menimpa kita, agar kita bisa bersyukur ternyata masih banyak orang yang lebih sengsara daripada diri kita.

              Allah memberikan ujian kepada kita berupa musibah ataupun malapetaka lainnya, tak lain tujuannya adalah untuk meningkatkan derajat kita dihadapanNya, seperti halnya ketika kita menjadi murid di sekolah, agar kita bisa lulus dan dapat melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi lagi, pastilah kita akan menghadapi ujian. Ujian disini akan menentukan apakah kita berhak untuk lulus dan dapat melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi atau tidak. Jika kita sudah mempunyai bekal dalam arti sudah belajar, pastilah kita dapat meyelesaikan ujian itu dengan sangat mudah dan pada akhirnya kita bisa lulus dan melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi.

                Coba kita analogikan ujian disekolah itu seperti halnya ujian dikehidupan kita berupa musibah ataupun hal lainnya. Jika kita ingin meningkatkan derajat kita dihadapan Allah SWT, pastilah kita harus menghadpai ujianNya terlebih dahulu. Jika kita sudah mempunyai bekal, dalam arti kita sudah mempunyai keteguhan hati untuk menghadapi ujian itu dengan bekal kesabaran dan ketawakalan kepada Allah SWT, pasti kita akan berhasil menghadapi ujian tersebut. Dan pada akhirnya, derajat kita dimata Allah SWT akan bertambah tinggi dan mulia.

                Lho kok diibaratkan seperti itu? Kalau belajarkan yang penting kita usaha terus, lha kalau kesabaran dan ketawakalan apakah itu juga bisa diusahakan?

Tentu saja bisa. Memang sekali lagi untuk memiliki kesabaran dan ketawakalan itu tidak lah mudah, membutuhkan latihan dalam kehidupan kita. Seperti halnya ketika kita belajar menghadapi ujian disekolah, kita juga perlu untuk latihan soal-soal terlebih dahulu agar ketika mengerjakan soal ujian mendapatkan gambaran (jalan keluar) untuk menyelesaikan soal-soal itu. Kalau untuk mempunyai kesabaran dan ketawakalan  diperlukan latihan dan juga penerapannya dalam kehidupan kita sehari-hari agar kita menjadi terbiasa, serta supaya ketika kita menghadapi ujian dari Allah SWT dapat dengan mudah menemukan jalan keluar dari permasalahan itu semua.

 Ingat!!! Ketika kita diberi ujian oleh Allah SWT, kita tidak diperintahkan untuk sibuk mencari jalan keluar dari ujian itu, tetapi Allah hanya memerintahkan kita untuk bersabar.

“Jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat sekali kecuali bagi orang yang khusyuk.” (Q.S  Al-Baqarah : 45)

Lalu, apa sajaka hikmah yang akan kita dapatkan dibalik semua musibah itu, diantaranya sebagai berikut:

1.       Membuat kita matang, kuat dan lebih bijaksana.
2.       Memberi kemampuan untuk berbuat yang lebih baik
3.       Menghilangkan kesombongan, sekaligus menjadikan kita rendah hati
4.       Melatih kesabaran
5.       Membuat kita lebih dekat dengan Allah SWT
6.       Meningakatkan derajat kita dihadapan Allah SWT [1]

Perlu kita ketahui juga, bahwasanya ujian itu bukanlah hanya berupa musibah saja, tetapi juga berupa nikmat. Jika kita mendapatkan ujian berupa musibah kita diperintahkan untuk bersabar dan ketika kita mendapatkan ujian berupa nikmat kita diperintahkan untuk bersyukur.

Kita selalu berfikir lebih baik kita mendapatkan ujian berupa kenikmatan daripada ujian berupa musibah. Bukan begitu? Tentu saja semua orang pasti menginginkan kenikmatan bukan musibah. Tetapi esensinya Allah itu lebih tahu mana yang terbaik untuk kita. Siapa tau ketika kita diberikan ujian berupa kenikamatan kita tidak bisa bersyukur malah bertambah takabur kepada Allah SWT, sebaliknya jika kita mendapatkan ujaian berupa musIbah barangkalai Allah akan mengajarkan kita tentang arti kesabaran dan juga akan mengangangkat derajat kita. Sebagai seorang mukmin sudah sepantasnyalah kita untuk berkhusnudzon kepada Allah SWT, karena terkadang sesuatu yang kita pandang baik, belum tentu baik bagi kita. Dan sesuatu yang kita pandang buruk belum tentu pula itu buruk bagi kia . Allah lebih tahu dari apa yang tidak kita ketahui.

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu me-nyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (Q.S Al-Baqarah: 216)

Semoga Allah senantiasa memebrikan kita kekuatan untuk selalu beribadah kepadaNya, dan selalu dibimbing ddalam jalanNya yang lurus, jalan yang akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan dunia dan di akhirat kelak. Aamiin. Lahaula wala quwwata illa billahi’aliyyil’adhim

Daftar Pustaka

[1] Habsyi, Husein Anis. 2009. Bahagia Dunia Akhirat : Kumpulan renungan, Motivasi Dan Inspirasi Untuk Meraih Kebahagiaan Abadi. Solo : Pustaka Zawiyah



Penulis

SUKARMAN

Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta, alumni Pondok Pesantren Al-Furqon Sanden, Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top