Sabtu, 05 Maret 2016

Hikmah Sujud

0 Comments


      Jika kita memahami lebih dalam lagi mengenai gerakan-gerakan yang kita lakukan ketika kita melaksanakan sholat, baik itu sholat mahdhoh maupun sholat ghoiru mahdhoh, banyak yang akan kita ketahui tentang hikmah dibalik semua gerakan itu, dan salah salah satunya adalah  hikmah dibalik gerakan sujud.

Tak lain adanya sujud dalam sholat itu diulangi dua kali, tidak sebagaimana rukun-rukun lainnya karena memiliki tujuan untuk menghina Iblissebagaimana Iblis tidak mau bersujud kepada Nabi Adam AS, dan karena dalam sujud itu terdapat tambahan yaitu rendah diri  dengan meletakkan dahi diatas tempat terinjaknya kaki yang menyebabkan diterimanya do’a. (Ar-Riyadlul Badi’yah, Hlm 35).

            Sesungguhnya meletakkan wajah diatas bumi itu terdapat hikmah yang teramat dalam, karena wajah merupakan anggota badan yang paling mulia. Lafadz “al-Wajhu” diambil dari mazdar “al-Wajahah” yang berarti pangkat atau kedudukan. Dengan meletakkan wajah diatas bumi, berarti seseorang menampakkan kehinaan dan kerendahan dirinya dihadapan Allah SWT. Dzat penolong dan memalingkan hatinya jauh dari kedudukan dunia agar mempunyai kedudukan disisi Allah SWT, karena merasa hina dihadapan Allah SWT merupakan suatu kemuliaan.[1]

            Sesungguhnya dalam sujud itu terdapat hikmah yang sangat dalam, yaitu apabila manusia menetapi sujud dalam sholat lima waktu berarti ia selalu dekat dengan Allah SWT.

sujudlah dan mendekatlah dirimu kepada Allah SWT”. (Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuhu, juz I Hlm. 166)

            Imam Al-Iroqi dalam kitab syarah At-Tirmidzi mengungkapkan beberapa hikmah sujud, antara lain sebagai berikut :

1.      Allah SWT sangatlah dekat kepada orang-orang yang meminta, sebagaimana yang telah difirmankanNya dalam Al-Qur’an Surat Al-baqoroh ayat 186 :






Artinya :
  


“Dan apabila bamba-bamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintab)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)


 “tak ada keadaan hamba yang paling dicintai oleh Allah SWT daripada keadaan hamba yang mengguling-gulingkan wajahnya”.

2.      Keadaan sujud itu adalah sikap rendah diri, hina dina, dan kerendahan hati, karena orang yang sujud itu mengguling-gulingkan wajahnya pada debu (tempat sujud). Sujud itu merupakan sikap kerendahan dan hina dina, maka Ibnu Mas’ud berkata :


3.      Sujud adalah ibadah yang pertama kali diperintahkan oleh Allah SWT setelah menciptakan Nabi Adam AS . jadi, orang yang mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ibadah sujud itu lebih dekat daripada ibadah lainnya.

4.      Sesungguhnya dalam sujud terdapat mukhalafah, perbedaan dengan iblis yang telah durhaka kepada Allah SWT, dalam dosa pertama yang ia lakukan yaitu takabbur, sombong, dan enggan bersujud kepada Nabi Adam AS. (Al-Futuhatur Robbaniyah, Juz 2 Hlm. 273)

Selain itu, Sujud juga dapat bermanfaat bagi kesehatan kita. Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Posisi sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posis jantung di atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.[2]

Dengan demikian, gerakan-gerakan yang kita lakukan ketika kita mengerjakan sholat itu sungguh sangatlah bermanfaat bagi diri kita sendiri. Bukan hanya bermanfaat bagi batin kita untuk bisa lebih dekat lagi kepada Allah SWT, tetapi ternyata dhohir kita pun juga akan mendapatkan manfaat dari gerakan-gerakan sholat, terutama manfaat dari gerakan saat kita melakukan sujud.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan untuk selalu taat dalam beribadah kepadaNya, dan selalu membimbing kita kedalam jalan yang lurus, jalan yang penuh dengan ridhoNya. Aamiin.  Lahaula wala quwwata illa billahil’aliyyil’adhim.


Daftar Pustaka

[1] Abdurrahman, M Maskuri. 1997. kaifiyah dan hikmah sholat versi kitab salaf. Sidogiri : Pustaka Sidogiri


[2] blog tahajjudcall.wordpress.com






Penulis

SUKARMAN

Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta, alumni Pondok Pesantren Al-Furqon Sanden, Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top