Senin, 15 Januari 2018

Belajar Dari Nabi Musa

0 Comments

Sahabat muslim yang dirahmati Allah SWT, Manusia tidak luput dari namanya ujian yang diberikan oleh Allah, baik itu ujian berupa kenikmatan maupun ujian berupa musibah, karena pada hakikatnya ujian kita bukan hanya hal-hal yang berupa musibah saja, namun juga berupa kenikamatan. Hal ini merupakan tolak ukur ketaqwaan manusia kepada Allah SWT, apakah ketika mendapat ujian berupa musibah manusia bisa bersabar dalam menghadapinya atau malah berkeluh kesah dan putuh asa, serta apakah ketika mendapat ujian berupa kenikmatan manusia semakin bersyukur atau malah kufur nikmat.

Dalam kitab suci Al-Qur’an juga sudah dijelaskan bahwasanya Allah akan menguji manusia dengan berbagai macam ujian.

“Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S Al-Baqoroh : 155)

Ketika kita mendapatkan musibah yang berbelit-belit dalam hidup kita, Allah SWT tidak memerintahkan kita untuk bagaimana cara kita menyelesaikan masalah, namun Allah memerintahkan kita untuk bersabar dan  kembali kepada Allah SWT dengan shalat, karena hanya kepada Allah lah kita akan mendapatkan jawaban dari apa yang sedang menyelimuti kita.

Jadikanlah Sabar dan shalat sebagai penolongmu….” (Q.S. Al-Baqoroh : 45)

Sering kali kita merasa pintar dihadapan Allah, seringkali kita mengukur kekuatan kita melalui akal pikiran kita bukan dengan ketaqwaan kita. Ketika  sedang tepatuk dengan keadaan yang sulit, terkadang kita berpikir bagaimana caranya bisa keluar dan menyelesaikan semua masalah ini, namun kita lupa kepada siapa yang dapat memberikan jalan keluar disetiap masalah, kita lupa kepada Allah, kita lupa memohon pertolongan dari Allah SWT.

Kita bisa belajar dari nabi Musa ‘Alaihisalam, dalam Al-Qur’an juga sudah diceritakan di surat Al-Baqoroh ayat 50 yang artinya :

“Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya, sedang kamu sendiri menyaksikan” (Q.S Al-Baqoroh : 50)

Ketika Nabi Musa bersama kaum bani israil dikejar-kejar oleh Fir’aun dan bala tentaranya yang keji, sedangkan mereka terhalang oleh laut merah, para pengikut Nabi Musa  sudah mulai putus asa, karena mereka mengira akan tertangkap oleh fir’aun. Namun Nabi Musa terus memohon pertolongan kepada Allah dan berserah kepada-Nya. Akhirnya Allah memerintahkan Nabi Musa untuk mengankat tongkatnya sehingga laut merah menjadi terbelah.

“Lalu Kami wahyukan kepada Musa, Pukullah lautan itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar.” (Q.S Asy-Syu’ara : 63)

 Ketika laut merah telah terbelah, Nabi Musa dan para pengikutnya pun dapat melewatinya. Seketika Nabi Musa dan pengikutnya telah sampai diujung laut merah, pasukan fir’aun masih berada ditengah-tengah laut merah, kemudian dengan izin Allah laut merah yang tadinya terbelah seketika menyatu kembali dan menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya.

Dari kisah nabi Musa kita bisa belajar bahwasanya manusia tidak berdaya ketika ditimpa ujian berupa musibah dan kebigungan, tanpa pertolongan Allah SWT. Ketika kita merasa sudah putus asa, sudah tidak bisa menemukan jalan keluar dari masalah kita maka kembali lah kepada Allah, serahkanlah segala urusan kita kepada Allah. Hanya karena kepada Allah lah kita memohon pertolongan :

“Iyya kana’budu waiyyaka nasta’iin.”

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkau lah kami memoho pertolongan”. (Q.S. Al-Fatihah : 4)

Referensi :



Penulis
SUKARMAN
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta dan Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top