Minggu, 19 Maret 2017

Jauhilah Sifat Kikir

0 Comments

Sahabat Muslim yang dirahmati Allah

Sifat kikir dalam kehidupan sehari-hari biasa kita menyebutnya dengan istilah pelit/bakhil. Orang yang memiliki sifat kikir biasanya dikarenakan memiliki kecintaan yang berlebihan terhadap harta keduniaannya.

Allah SWT dan Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk senantiasa menjauhi sifat kikir, karena sifat tersebut dapat membinasakan hidup kita sendiri, sebagaimana sifat tersebut telah membinasakan umat-umat terdahulu.

“Ittaqus Syuhha, Fainnahu ahlaka man kaana qoblakum”

“Jauhilah kekikiran. Sesungguhnya kekikiran itu telah membinasakan (umat-umat) sebelum kamu. (H.R. Muslim)

          Selain itu orang yang memiliki sift kikir/bakhil tidak akan bisa masuk kedalam surga. Seperti sebuah hadis yang meriwayatkan :

“La yadkhulul jannata bakhillun”

“Tidak akan masuk surga  orang yang bakhil” (H.R Muslim)

Nah, Sahabat Muslim, sudahkah kita membersihkan hati  dari sifat kikir,? Ataukah dalam hati kita masih ada satu titik hitam sifat kekikiran?

Taka ada manusia yang sempurna di dunia ini, sesempurna manusia adalah baginda Nabi Muhammad SAW yang memiliki uswatun hasanah “Suri Tauladan yang baik”, bahkan jika kita ingin melihat Akhlaq dari Nabi Muhammad SAW, maka lihatlah Al-Qur’an, sesungguhnya Akhlaq Nabi ada di Al-Qur’an yang memiliki berjuta kebaikan didalamnya. Namun, tidak ada salahnya jika kita berusaha untuk meneladani akhlaq beliau, malah kita sangat dianjurkan dan diperintahkan untuk bisa mencontoh sifat-sifat beliau.

“Sesungguhnya, adalah bagimu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik, Yaitu bagi orang yang sentiasa mengharapkan keridhoan Allah dan balasan baik di hari akhirat, serta ia pula menyebut dan banyak mengingati Allah” (Q.S AL-AHZAB : 21)

Banyak diantara kita berprasangka, oraang yang pelit itu biasanya karena tidak mau memberikan sebagian harta miliknya kepada orang lain atau hanya sekedar membantu meringankan beban orang lain, namu Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, bahwasanya sepelit-pelitnya orang adalah ketika di sebutnya Nama Nabi Muhammad tidak mau membalasnya dengan bacaan sholawat. Seperti sebuah hadis dibawah ini :

"Orang yang pelit adalah orang yang ketika disebut namaku di sisinya, maka dia tidak bershalawat kepadaku." (HR. At-Tirmidzi)

Menjaukan diri dari sifat tercela memanglah tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun semua itu bisa kita iktiarkan dengan terus berusaha menjauhinya, adapun beberapa cara yang dapat kita lakukan agar kita bisa menjauhkan diri kita dari sifat kikir menurut Soleh Hidayat dalam bukunya yang berjudul “Kumpulan Hadis Tentang Akhlaq Tercela” antara lain :

1.     Menyadari bahwa harta itu tidak akan dibawa mati
2.     Menyadari bahwa sifat kikir itu akan mengakibatkan dijauhi dan dikucilkan masyarakat
3.     Mempelajari ayat-ayat Al-qur’an yang berhubungan dengan tercelanya sifat kikir
4.     Menyantuni anak yatim piatu, fakir, miskin, dan orang-orang yang mengalami kesusahan.

Nah, sahabat Muslim, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, dan  berusaha menjauhkan diri dari sifat kikir, karena ketika iman kita kuat maka sifat kikir tersebut akan lenyap, karena sifat kikir dan keimanan tidak akan pernah bersatu.

“Tidak akan berkumpul dalam hati seseorang hamba kekikiran dan keimanan” (H.R. Aththalayisi)

          Dan sebaliknya juga ketika kekikiran yang ada dalam hati kita, maka iman juga akan hilang dalam hati, maka dari itu marilah kita bersama-sama selalu mempertebal iman dalam diri kita. dan semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orng yang beruntung, Aamiin

Sumber :

Hidayat, Soleh. 2011. Kumpulan Hadis tentang Akhlak Tercela. Jakarta : CV Megah Jaya.


Penulis

SUKARMAN


Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta dan Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

Kewajiban Berdakwah

0 Comments


Sahabat Muslim yang dirahmati Allah SWT

Islam adalah agama yang senantiasa mengajarkan kepada pemeluknya untuk beramar ma’ruf nahi munkar (mengajak/menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran), hal ini juga sudah menjadi kewajiban kita sebagai umat islam untuk melakukan dakwah, seperti firman Allah SWT :

“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah, sekiraya ahli kitab beriman tentulah itu lebih baik dari mereka, diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (Q.S.Ali Imron : 110)

          Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda :

“Ballighu ‘annii walau ayat”
“Sampaikanlah dariku walau haya satu ayat” (H.R. Bukhari)

dari  penggalan ayat dan hadis diatas, menjelaskan bawasanya kita diperintahkan untuk menyampaikan ilmu yang kita punya walau hanya sedikit, beramar ma’ruf dan nahi munkar.

Untuk lebih mengenal istilah ”dakwah”, penulis akan sedikit menjelaskan tentang pengertian dakwah itu sendiri. Dakwah berasal dari bahasa arab yaitu dari kata Da’a-Yad’u-Da’wah yang memiliki arti menyeru/mengajak/menyuruh umat kepada yang ma’ruf (baik) dan mencegah dari yang mungkar (buruk).

Sahabat muslim, perlu kita ketahui bersama bahwa berdakwah tak selamanya harus berpicu pada pengajian yang harus kita sampaikan di forum-forum tausyiah, namun dakwah itu memiliki arti yang sangat luas, yakni dimana kita bisa melakukan hal yang baik dan melarang orang dari perberbuatan yang buruk, bahkan sekecil apa pun hal yang kita lakukan jika itu bermanfaat bagi banyak kalangan, maka kita sudah termasuk melakukan dakwah lho.

Sahabat Muslim, sudahkah kita berdakwah?

Di era seperti sekarang ini, teknologi semakin berkembang dengan pesatnya, kita sebagai umat Muslim tidak boleh tertinggal dong tentunya, dalam berdakwah kita juga di tuntut untuk bisa terus berlomba-lomba dalam kebaikan, istilah lainnya adalah “Fastabiqul khoirot”. Nah, bagi Sahabat Muslim yang mempunyai passion di bidang tertentu, jagan lupa ya untuk bisa dijadikan sarana atau media untuk berdakwah juga.

Lhaaa terus dalam bidang apa kita bisa berdakwah dan bagaimana cara melakukannya?

Nah, banyak cara yang dapat kita lakukan dong tentunya. Misalnya diantara Sahabat Muslim ada yang berada di bidang Pedidikan dan mempunyai passiaon mengajar, seperti sebagai Guru, Dosen, ataupun tutor lainnya. Kesempatan itu bisa dijadikan untuk berdakwah juga lho. Dalam dunia pendidikan tentunya banyak hal yang bermanfaat, Guru bisa menyampaikan ilmu kepada murid dan murid pun bisa menyerap ilmu dari materi apa yang telah Guru sampaikan.

          Selain itu jika ada diantara Sahabat Muslim ada yang memiliki hobby menulis, seperti menulis artikel, cerpen, puisi, dan lain sebagainya, hobby ini juga bisa dijadikan untuk berdakwah juga lhoo.

Dalam bidang kepenulisan istilah dakwah bisa disebut sebagai “Dakwah bil Qolam” yaitu “dakwah dengan Pena”. Dakwah dapat kita lakukan dengan membuat karya tulis yang bisa bermanfaat bagi masyarakat, misalnya kita membuat tulisan yang bertema religi, puisi islami, cerpen yang memiliki alur islami dan lain sebagainya.

Kemudian diantara Sahabat Muslim ada orang yang memiliki harta yang lebih dari cukup? Memiliki rumah yang mewah? Memiliki kendaraan yang banyak? Atau memiliki harta yang lainnya? Nah, Dalam urusan harta istilah dakwah bisa disbut juga dengan “Dakwah Bil Mall” yaitu “dakwah dengan Harta”. kita bisa menafkahkan harta kita di jalan Allah “Jihad fisabilillah” untuk membantu fakir miskin, menyantuni anak yatim dan orang-orang yang kurang beruntung. Dan ingat Sahabat Muslim! ternyata semua harta yang kita miliki tidak sepenuhnya milik kita lho, namun ada sebagain harta kita yang wajib kita berikan kepada orang lain. Seperti firman Allah SWT :

 “Hai orang-orang yang beriman! Belanjakanlh (dijalan Allah) sebagian risky yang kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa’at dan orang-orang kafir itu adalah orang-orang yang zalim” (Q.S Al-Baqoroh : 254)

 Lha lalu bagaimana jika kita termasuk orang dari golongan menengah kebawah?
Tenang sahabat muslim, sebagai orang yang tidak punya dan tidak mampu, kita tidak diwajibkan mengeluarkan harta kita, namun kita malah akan mendapatkan itu dari orang lain yang lebih mampu, misalnya zakat fitrah, orang yang mampu wajib mengeluarkan zakat, namun orang yang tidak mampu malah akan menerima zakat, dan itulah perintah Allah SWT kepada manusia untuk saling berbagi dan mengasihi antar sesama.

          Nah, Sahabat muslim, sebenarnya Dakwah itu sangat lah luas, namun karena keluasannya itu, kita tidak diperintahkan untuk memaksa orang lain untuk melakukan dakwah, karena dakwah sendiri artinya mengajak dan menyeru, kita hanya diperintahkan untuk mengajak dan mencontohkan saja, bukan memaksa orang lain untuk melakukannya.

          Dalam hadis lainnya juga jelaskan :
“Dari abu said al Khudri Ra berkata : “aku mendengar Rosululloh SAW bersabda : ‘Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya, apabila dia tidak mampu maka hendaklah dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman” (H.R.Muslim)
          Dalam hadis diatas ada penjelasan tersirat, bahwasanya kita tidak diperkenankan untuk memaksa orang lain untuk berbuat kebaikan maupun meninggalkan kemungkaran, karena jika mentoknya ketika kita berdakwah/mengajak orang kepada kebaikan tetapi dia menolaknya, maka yang bisa kita lakukan adalah mendoakan dia agar Allah memberikan hidayah kepadanya, karena hidayah datangnya dari Allah, sedangkan kita sebagai manusia hanyalah menyampaikan risalah-Nya.
          Nah, Sahabat Muslim, marilah kita senantiasa berdakwah/mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan dan mencegahnya dari yang mungkar, mulai dari hal yang kecil dari diri kita sendiri sampai dengan hal yang bisa dirasakan manfaatnya oleh orang banyak. Karena jika kita melakukan dakwah, maka kita akan masuk kedalam golongan orang-oang yang beruntung.
“dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung” (Q.S Ali Imron : 104)
SEMANGAT BERDAKWAH!!!

Sumber :
Aziz, Jum’ah amin Abdul. 2015. Fiqih Dakwah. Solo : PT Era Adicitra Intermedia

Penulis
SUKARMAN

Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta dan Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
 
back to top