Sahabat
muslim yang dirahmati Allah
Dalam
kesempatan kali ini, penulis akan sedikit membahas tentang “Tamak”, apa
pengertian dari tamak itu?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Tamak”
memiliki arti selalu ingin memperoleh sesuatu yang banyak untuk diri sendiri.
Tamak bisa disamakan dengan serakah atau rakus yang sama-sama bermakna negative
dimana orang yang tamak selalu ingin mendapat lebih daripada orang lain.
Orang yang memiliki sifat tamak terhadap duniawi
akan menyebabkan orang tersebut diperbudak oleh dunia, apa-apa yang dia lakukan
dalam kehidupan sehari-hari akan terlihat seperti orang yang tidak mau mengalah
dan selalu ingin menang sendiri tanpa memperdulikan orang lain. Misalnya, dalam
urusan harta orang yang tamak ingin selalu
mendapatkan harta yang banyak daripada orang lain, meskipun itu
keluarganya sendiri. Saat menikmati hidangan dan makanan, orang yang tamak
ingin selalu memperoleh bagian yang lebih banyak daripada orang lain, sehingga
dia akan merasa puas dan kenyang, dan
masih banyak contoh perilaku tamak yang lainnya.
Ketamakan itu sangat dibenci oleh Allah dan
Rosulullah SAW, karena ketamakan dapat mengakibatkan hati seseorang menjadi
tidak tenang karena selalu dikejar-kejar nafsu untuk memperoleh harta sebanyak-banyaknya meskipun harus menempuhnya
dengan cara yang haram. Ketamakan juga bisa membuat hilangnya kebijaksanaan dan
hatinya para ulama. Seperti sebuah hadis:
“Ketamakan akan menghilangkan
kebijaksanaan dan hati para ulama”
(H.R
Ath_thabrani)
Seorang Guru, dosen, ustadz, kyai, jika mempunyai
sifat dan perilaku Tamak pun masih bisa berbuat kesalahan, apalagi kita yang
orang awam, terkadang masih terjerumus
kedalam nafsu duniawi yang menggelapkan hati.
Sahabat Muslim, sudahkah kita menghilangkan sifat
dan perilaku tamak dari dalam diri kita?, ataukah kita masih sering merasa
ingin memperoleh sesuatu yang lebih banyak daripada orang lain? Ingatlah
sahabat, bahwasanya Allah SWT tidak memerintahkan kita untuk memiliki harta
yang banyak, namun Allah lebih senang
jika hambanya memiliki harta yang tidak bisa dinilai oleh uang, yaitu kekayaan
jiwa. Seperti sebuah hadis:
“Kekayaan bukan banyaknya harta
benda yang dimiliki, akan tetapi kekayaan jiwa (H.R Al-Bukhari)
Sahabat Muslim, marilah kita
senantiasa membenahi diri kita masing-masing, berusaha untuk menghindari sifat
dan perilaku tamak yang dibenci Allah ini, dengan cara apa?, banyak cara yang
bisa kita lakukan, salah satunya kita bisa belajar untuk menjadi orang yang
pemurah. Orang yang senantiasa berusaha menjadi orang yang bermurah hati, maka
sifat tamak itu perlahan-lahan akan lenyap. Selain itu kita juga akan
mendapatkan kemurahan dari Allah SWT. Seperti dalam sebuah hadis:
“Kemurahan hati adalah dari (harta)
kemurahan hati dan pemberian Allah. Bermurah hatilah, niscaya Allah akan
bermurah hati kepadamu”
(H.R.Ath-Thabrani)
Selain
itu orang yang pemurah, akan terhindar dari api neraka, seperti dalam sebuah
hadis :
“Orang yang bermurah hati adalah
dekat dengan Allah, dekat dengan sekalian manusia dan jauh dari api neraka” (H.R.Tirmidzi)
Referensi
:
Hidayat,
Soleh. 2011. Kumpulan Hadis Tentang Akhlak Tercela. Jakarta : CV Megah Jaya
Penulis
SUKARMAN
Anak
asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta dan Mahasiswa jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.