Sabtu, 05 Maret 2016

Menjadi Kekasih Allah Dengan Tawadhu'

0 Comments


            Amal saleh merupakan amal perbuatan yang paling dicintai Allah SWT dan Rosulullah SAW. Banyak umat islam yang menjadi kekasih Allah SWT dan RosulNya lantaran selalau melakukan amal yang saleh dalam kesehariannya.

            Tawadhu', merupakan salah satu amal saleh yang sangat dicintai Allah SWT dan RosulNya. Sikap tawadhu’ adalah suatu sikap dimana seseorang tidak pernah merasa lebih baik dari orang lain, walaupun dalam kenyataannya orang tersebut memang jauh lebih baik dari orang-orang.

Lawan sikap tawadhu’ adalah takabur/sombong yaitu orang yang selalu merasa bahwa dirinyalah yang paling baik daripada orang lain. Jika kita mempunyai sifat sombong/takabur, maka kita merupakan orang-orang yang menjadi pengikut setia iblis, yang mana kita ketahui bahwasanya iblis merupakan musuh yang nyata bagi umat manusia.

Artinya :

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (Q.S. Al-Baqoroh : 168)

            Manusia yang ingin menjadi kekasih Allah SWT haruslah senantiasa bertaqwa kepadaNya dengan sebenar-benarnya taqwa yaitu dengan menjalankan semua perintah Allah SWT dan menjauh segala yang dialarangNya, serta harus memiliki sikap lemah lembut dan juga tawadlu’ seperti firman Allah SWT






                                                                                              







Artinya :

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati” (Q.S. Al-Furqon : 63)

            Dalam ayat diatas sudah dijelaskan bahwa orang-orang yang menjadi kekasih Allah SWT adalah orang yang berjalan diatas bumi selalu merendahkan hatinya tanpa ada setitik perasaan untuk menyombongkan diri dihadapan siapapun. Jadi apabila kita mengaku orang yang beriman yang dicintai oleh Allah SWT, tetapi masih memiliki sifat sombong dan merasa paling hebat, paling kuat, paling pintar daripada orang lain, maka sudah dipastikan kita yang berkata demikian termasuk dari golongan orang-orang yang berdusta. Karena Allah SWT sudah menegaskan dalam FirmanNya, bahwa orang-orang yang menjadi kekasih Allah adalah orang-orang yang senantiasa rendah hati, dan orang yang paling dibenci oleh Allah selayaknya kebencianNya terhadap Iblis yaitu kepada orang-orang yang memiliki sifat sombong.

            Dalam relasi terhadap teman-teman kita dan masyarakat, sikap rendah hati juga harus dapat kita terapkan. Contohnya, dalam berhubungan dengan teman atau orang lain, kita tidak boleh memiliki sikap elitis, yaitu suatu perilaku seseorang yang pilih-pilih dalam berteman, tidak suka berhubungan dengan semua orang kecuali orang-orang yang seegaliter dengan mereka dan orang-orang yang terpandang dalam masyarakat. Sikap elitis ini merupakan bentuk sikap halus dari kesombongan. Orang yang memiliki sifat twadlu’ dan tidak memiliki sifat eltis dalam bergaul, maka orang tersebut akan mendapatkan kemuliaan dan derajat yang tinggi, sebaliknya orang yang memiliki sifat angkuh/sombong, maka orang tersebut tidak akan mendapatkan kemuliaan, tetapai akan mendapat hinaan dan celaan dari Allah SWT dan juga orang-orang yang tidak senang terhadap kesombongannya.

“Harta itu tidak akan berkurang karena sedekah, dan ampunan Allah kepada hamba akan menambah kehormatannya, dan jika seorang hamba bersikap rendah hati niscaya Allah akan meninggikan derajatnya” (H.R. Muslim)

Dengan demikian, sudah sepantasnyalah kita sebagai umat islam memiliki sikap lemah lembut juga sikap rendah hati terhadap siapapun agar kita semua bisa menjadi kekasih Allah SWT dan mendapat derajat yang tinggi nan mulia. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan untuk tetap istiqomah dalam beribadah kepadaNya, dan selalu dibimbingNya menuju jalan yang lurus, jalan yang akan mengantarkan kita menuju kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat kelak. Aamiin.

Lahaula wala quwwata illa billahil’aliyyil’adhim


Daftar Pustaka

Yulie Ahmad. 2014. Mereka Yang Dicintai Allah. Tangerang : Lentera Hati

Penulis

SUKARMAN

Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta, alumni Pondok Pesantren Al-Furqon Sanden, Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top