sumber : m.galamedianews.com |
Sahabat Muslim yang dirahmati Allah SWT,
Hari raya
idul adha atau hari raya qurban merupakan salah satu hari besar umat islam yang
selalu diperingati pada tanggal 10 dzulhijah dimana semua umat islam
menyambutnya dengan suka cita, karena pada hari itu umat islam saling berbagi
dengan hewan qurban yang mereka sembelih. Yang kaya memberi yang miskin, dan
yang miskin menerima dari yang kaya. Semua itu adalah suatu amalan yang
bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mempererat tali persaudaraan
antar umat islam.
Berkurban
merupakan suatu amalan yang dapat menjadikan diri kita lebih dekat dengan Allah
SWT. Seperti halnya arti dari kurban itu sendiri. Dalam kitab Taju Al-Arusy min
Jawahiri Al-Qamus yang tercantum dalam buku berjudul “Tuntunan Berkurban dan
Menyembelih Hewan” karya dari Ali Ghufron Lc, menjelaskan bahwa arti dari
kurban (Al-Qurban), dengan huruf Qof yang dibaca dhamah berarti sesuatu yang
dipakai untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Al-Laits mengatakan bahwa
Al-Qurban aalah sesuatu yang engkau gunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT demi meraih kedekatan dan wasilah.
Sahabat
Muslim, kita tentu telah mengetahui bahwa sejarah adanya kurban adalah ketika
dua putra dari Nabi Adam As, yakni Habil dan Qobil diperntahkan oleh Allah SWT
utuk melakukan qurban sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat
Al-Maidah ayat 27 yang artinya :
“ceritakanlah kepada
mereka kisah dua putra Adam (Habil dan Qobi) menurut yang sebenarnya, ketika
keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka
berdua (Habil) dan tidak dierima dari yang lainnya (Qobil)”. (Q.S Al-Maidah : 27)
Dalam kisah
dari Al-Qur’ani tersebut kita dapat
mengambil beberapa pelajaran yang Allah berikan kepada kita lewat kisah
tersebut. Kita mengetahui bahwasanya Habil merupakan hamba yang taat dan ikhlas
beribadah kepada Allah SWT, sehingga ketika Habil diperintah untuk Berkurban
dengan apa yang ia miliki, maka ia melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab,
kemudian dipilihnya hewan qurban yang paling bagus dari ternak yang ia miliki.
Sedangkan Qobil merupakan hamba yang tidak taat dan durhaka kepada Allah SWT,
sehingga ketika ia diperintahkan untuk berkurban dengan apa yang ia miliki, maka
ia hanya melaksanakan semaunya saja. Lantas ia hanya mengurbankan buah-buahan
yang sebagian telah busuk untuk dipersembahkan kepada Allah SWT tanpa disertai
rasa ikhlas, alhasil kurban dari Qobilpun tidak diterima oleh Allah SWT, dan ia
termasuk golongan orang-orang yang dholim. Na’udzubillah. Maka dari itu, kita
bisa mengambil hikmah dari kisah ini, yakni berkurbanlah dengan rasa ikhlas
hanya mengharap ridho dari Allah SWT.
Adapun
sejarah lain. Yakni ketika Nabi Ibrahim As diperintahkan oleh Allah untuk
berkurban dengan cara menyembelih putranya sendiri yakni Nabi Ismail AS. Karena
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail merupakan hamba yang patuh dengan perintah Allah,
maka mereka melakukannya dengan ikhlas walaupun sangat berat. Tetapi ternyata
Allah SWT mempunyai scenario lain, yakni pada saat nabi Ibrahim akan menyembelih
Nabi Ismail, tiba-tiba yang disembelih Nabi Ibrahim bukanlah putranya sendiri,
akan tetapi seekor hewan kurban yang diberikan oleh Allah SWT sebagai ganti
ketaatan dan ketakwaan dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS. Menurut sejarah,
hewan tersebut merupakan hewan yang dikurbankan oleh Habil putra dari Nabi Adam
AS.
Adapun
beberapa Hikmah dan fadhilah yang akan kita dapatkan dari berkurban versi buku
karya Ali Ghufron Lc, yang tercantum dalam bukunya berjudul Tuntunan Berkurban
dan Penyembelihan Hewan” sebagai berikut :
·
Hikmah Berkurban Dari Aspek Sejarah
Dari aspek sejarah, berkurban adalah
mengenang dan memperingati ketulusan dan keikhlasn dari Nabi Adam As yang rela
akan menyembelih putranya sendiri demi mematuhi perintah Allah SWT, ini
merupakan suatu ujian yang teramat sangat berat, tetapi Nabi Ibrahim dan Nabi
ismail telah menunjukkna wujud ketaatan, ketulusan, keikhlasan dalam mengabdi
kepada Allah SWT, ini merupakan puncak dari ketakwaan seorang hamba. Maka dari
itu sejarah yang sangat sarat akan pelajaran ini perlu selalu kita ingat-ingat
dan bisa kita implementasikan dalam kehidupan kita.
·
Hikmah berkurban dari Aspek social
Dilihat dari aspek social, berkurban
merupakan suatu ibadah yang dimaksudkan untuk memberi kelapangan, makanan dan
menebar kebahagian kepada fakir miskin terutama, dan juga kepada semua umat
islam. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 28 :
“ Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah berikan kepada mereka berupa hewan ternak, maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir” (Q.S Al-Hajj : 28)
·
Berkurban merupakan Amalan yang
paling diintai Allah pada saat Hari Raya Idul Adha.
Imam Ath-Thabrani di dalam kitabnya
Al-Mu;jam Al-Kabir juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas Ra bahwasanya Rosulullah
SAW bersabda :
“Tidaklah uang itu digunakan untuk sesuatu yang lebih diintai Allah
melebihi apabila ia digunakan untuk memebeli hewan kurban untuk disembelih pada
hari ‘id” (H.R
Ath-Thabrani)
·
Allah Kagum Dengan Orang yang
Berkurban Pada Hari Raya idul Adha
Imam Baihaqi didalam kitabnya Syi’bul
Al-Iman meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah Ra bahwasanya Rosulullah
SAW bersabda :
“Tuhan kalian kagum dengan sesembelihan biri-biri yang kalian lakukan
pada hari raya kalian” (H.R Al-Baihaqi)
·
Berkurban Mendatangkan Banyak Pahala
Zaid Bin Arqam menceritakan bahwa
para sahabat bertanya kepada Rosulullah SAW :
“Wahai Rosulullah apa gerangan berkurban ini? Rosulullah menjawab, “ini
adalah sunnah dari moyang kalian, yaitu Nabi Ibrahim AS”. Para sahabat kembali
bertanya, “Apa bagian kami didalamnya, wahai Rosulullah?”, Rosulullah menjawab,
“pada setiap bulunya terdapat kebaikan.” Para sahabat bertanya lagi, “kalau
wol?”. Rosulullah menjawab, “pada setiap bulu dari wol itu terdapat kebaikan”. (H.R Ibnu Majjah)
Dalam
hadis diatas dijelaskan bahwa ketika kita berkurba pahala dari semua anggota
tubuh hewan qurban itu terdapat kebaikan (pahala). Bahkan bagian dari bulu
hewan kurban yang tak terhitung itupun kata Rosulullah SAW membuahkan pahala,
jadi betapa banyak pahala yang akan kita dapatkan, tentulah sangat banyak.
Semoga
kita senantiasa dekat dengan Allah SWT denagan berusaha untuk berkurban ikhlas
hanya mengharap ridho Allah SWT. Aamiin.
Sumber :
Ghufron Lc, Ali. 2011. Tuntuan
Berkurban dan Menyembelih Hewan. Jakarta : Amzah