Selasa, 30 Agustus 2016

Hikmad dan Fadhilah Berkurban

0 Comments
sumber : m.galamedianews.com
Sahabat Muslim yang dirahmati Allah SWT,

            Hari raya idul adha atau hari raya qurban merupakan salah satu hari besar umat islam yang selalu diperingati pada tanggal 10 dzulhijah dimana semua umat islam menyambutnya dengan suka cita, karena pada hari itu umat islam saling berbagi dengan hewan qurban yang mereka sembelih. Yang kaya memberi yang miskin, dan yang miskin menerima dari yang kaya. Semua itu adalah suatu amalan yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mempererat tali persaudaraan antar umat islam.

            Berkurban merupakan suatu amalan yang dapat menjadikan diri kita lebih dekat dengan Allah SWT. Seperti halnya arti dari kurban itu sendiri. Dalam kitab Taju Al-Arusy min Jawahiri Al-Qamus yang tercantum dalam buku berjudul “Tuntunan Berkurban dan Menyembelih Hewan” karya dari Ali Ghufron Lc, menjelaskan bahwa arti dari kurban (Al-Qurban), dengan huruf Qof yang dibaca dhamah berarti sesuatu yang dipakai untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Al-Laits mengatakan bahwa Al-Qurban aalah sesuatu yang engkau gunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT demi meraih kedekatan dan wasilah.

            Sahabat Muslim, kita tentu telah mengetahui bahwa sejarah adanya kurban adalah ketika dua putra dari Nabi Adam As, yakni Habil dan Qobil diperntahkan oleh Allah SWT utuk melakukan qurban sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 27 yang artinya :

“ceritakanlah kepada mereka kisah dua putra Adam (Habil dan Qobi) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak dierima dari yang lainnya (Qobil)”. (Q.S Al-Maidah : 27)

            Dalam kisah dari Al-Qur’ani  tersebut kita dapat mengambil beberapa pelajaran yang Allah berikan kepada kita lewat kisah tersebut. Kita mengetahui bahwasanya Habil merupakan hamba yang taat dan ikhlas beribadah kepada Allah SWT, sehingga ketika Habil diperintah untuk Berkurban dengan apa yang ia miliki, maka ia melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab, kemudian dipilihnya hewan qurban yang paling bagus dari ternak yang ia miliki. Sedangkan Qobil merupakan hamba yang tidak taat dan durhaka kepada Allah SWT, sehingga ketika ia diperintahkan untuk berkurban dengan apa yang ia miliki, maka ia hanya melaksanakan semaunya saja. Lantas ia hanya mengurbankan buah-buahan yang sebagian telah busuk untuk dipersembahkan kepada Allah SWT tanpa disertai rasa ikhlas, alhasil kurban dari Qobilpun tidak diterima oleh Allah SWT, dan ia termasuk golongan orang-orang yang dholim. Na’udzubillah. Maka dari itu, kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini, yakni berkurbanlah dengan rasa ikhlas hanya mengharap ridho dari Allah SWT.

            Adapun sejarah lain. Yakni ketika Nabi Ibrahim As diperintahkan oleh Allah untuk berkurban dengan cara menyembelih putranya sendiri yakni Nabi Ismail AS. Karena Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail merupakan hamba yang patuh dengan perintah Allah, maka mereka melakukannya dengan ikhlas walaupun sangat berat. Tetapi ternyata Allah SWT mempunyai scenario lain, yakni pada saat nabi Ibrahim akan menyembelih Nabi Ismail, tiba-tiba yang disembelih Nabi Ibrahim bukanlah putranya sendiri, akan tetapi seekor hewan kurban yang diberikan oleh Allah SWT sebagai ganti ketaatan dan ketakwaan dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS. Menurut sejarah, hewan tersebut merupakan hewan yang dikurbankan oleh Habil putra dari Nabi Adam AS.

            Adapun beberapa Hikmah dan fadhilah yang akan kita dapatkan dari berkurban versi buku karya Ali Ghufron Lc, yang tercantum dalam bukunya berjudul Tuntunan Berkurban dan Penyembelihan Hewan” sebagai berikut :

·        Hikmah Berkurban Dari Aspek Sejarah

Dari aspek sejarah, berkurban adalah mengenang dan memperingati ketulusan dan keikhlasn dari Nabi Adam As yang rela akan menyembelih putranya sendiri demi mematuhi perintah Allah SWT, ini merupakan suatu ujian yang teramat sangat berat, tetapi Nabi Ibrahim dan Nabi ismail telah menunjukkna wujud ketaatan, ketulusan, keikhlasan dalam mengabdi kepada Allah SWT, ini merupakan puncak dari ketakwaan seorang hamba. Maka dari itu sejarah yang sangat sarat akan pelajaran ini perlu selalu kita ingat-ingat dan bisa kita implementasikan dalam kehidupan kita.

·        Hikmah berkurban dari Aspek social

Dilihat dari aspek social, berkurban merupakan suatu ibadah yang dimaksudkan untuk memberi kelapangan, makanan dan menebar kebahagian kepada fakir miskin terutama, dan juga kepada semua umat islam. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 28 :

“ Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah berikan kepada mereka berupa hewan ternak, maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir” (Q.S Al-Hajj : 28)

·        Berkurban merupakan Amalan yang paling diintai Allah pada saat Hari Raya Idul Adha.

Imam Ath-Thabrani di dalam kitabnya Al-Mu;jam Al-Kabir juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas Ra bahwasanya Rosulullah SAW bersabda :

“Tidaklah uang itu digunakan untuk sesuatu yang lebih diintai Allah melebihi apabila ia digunakan untuk memebeli hewan kurban untuk disembelih pada hari ‘id” (H.R Ath-Thabrani)

·        Allah Kagum Dengan Orang yang Berkurban Pada Hari Raya idul Adha

Imam Baihaqi didalam kitabnya Syi’bul Al-Iman meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah Ra bahwasanya Rosulullah SAW bersabda :

“Tuhan kalian kagum dengan sesembelihan biri-biri yang kalian lakukan pada hari raya kalian” (H.R Al-Baihaqi)

·        Berkurban Mendatangkan Banyak Pahala

Zaid Bin Arqam menceritakan bahwa para sahabat bertanya kepada Rosulullah SAW :
“Wahai Rosulullah apa gerangan berkurban ini? Rosulullah menjawab, “ini adalah sunnah dari moyang kalian, yaitu Nabi Ibrahim AS”. Para sahabat kembali bertanya, “Apa bagian kami didalamnya, wahai Rosulullah?”, Rosulullah menjawab, “pada setiap bulunya terdapat kebaikan.” Para sahabat bertanya lagi, “kalau wol?”. Rosulullah menjawab, “pada setiap bulu dari wol itu terdapat kebaikan”. (H.R Ibnu Majjah)

            Dalam hadis diatas dijelaskan bahwa ketika kita berkurba pahala dari semua anggota tubuh hewan qurban itu terdapat kebaikan (pahala). Bahkan bagian dari bulu hewan kurban yang tak terhitung itupun kata Rosulullah SAW membuahkan pahala, jadi betapa banyak pahala yang akan kita dapatkan, tentulah sangat banyak.

            Semoga kita senantiasa dekat dengan Allah SWT denagan berusaha untuk berkurban ikhlas hanya mengharap ridho Allah SWT. Aamiin.


Sumber :

Ghufron Lc, Ali. 2011. Tuntuan Berkurban dan Menyembelih Hewan. Jakarta : Amzah
 
back to top