Selasa, 22 Maret 2016

Tertawa Berlebihan Penyebab Matinya Hati

0 Comments


Matinya Hati Membuat Derajat Seseorang
 Lebih Hina Daripada Binatang
           Allah SWT akan senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah-Nya kepada orang-orang yang hatinya bersih, yang senantiasa berikhtiar untuk selalu membersihkan hatinya dari segala bentuk tindakan yang akan membuat hatinya menjadi kotor. Orang yang hatinya sudah kotor, tetapi tidak berusaha untuk membersihkannya, maka Nau’dzubillah, hal itu akan membuat hatinya menjadi mati. Jika hati seseorang telah mati, maka nilai manusia pada dirinya akan jatuh, bahkan akan lebih hina daripada seekor binatang. Mengapa bisa demikian? Karena orang yang hatinya telah mati akan jauh dari petunjuk dan hidayah Allah SWT, dan cenderung selalu menuruti hawa nafsunya, sedangkan kebanyakan nafsu itu selalu menuntun manusia kepada perbuatan maksiat kepada Allah SWT.

            Kita sebagai manusia telah diberikan kelebihan oleh Allah SWT berupa akal pikiran untuk selalu dapat berfikir terlebih dahulu sebelum melakukan suatu perbuatan. Sedangkan binatang oleh Allah SWT hanya dikaruniai nafsu saja, sehingga apabila hati seorang hamba telah mati, maka pola pikirnya akan cenderung menuruti hawa nafsunya. Hal ini mengakibatkan orang tersebut derajatnya lebih rendah daripada binatang.

            Berbicaa tentang bahaya dari matinya hati seseorang tersebut, perlu kita ketahui bersama terlebih dahulu, apakah faktor yang dapat memengaruhi hati seseorang menjadi mati?

Umar Ibn Khattab R.a diriwayatkan pernah berkata :

“Barang siapa yang banyak tertawanya, akan sedikit kewibawaannya. Barang siapa yang suka bergurau, maka ia akan dilecehkan. Barang siapa yang banyak dalam suatu hal, maka ia akan dikenal dengannya. Dan, barang siapa yang banyak bicaranya, maka banyak pula kesalahannya. Barang siapa yang banyak kesalahannya, maka sedikitlah rasa malunya. Barangsiap yang sedikit rasa malunya, maka sedikit pula sifat wara’nya (kehati-hatiannya). Dan barang siapa sedikit sifat wara’nya, maka matilah hatinya”


Rasulullah SAW pernah memberikan beberapa nasihat kepada Abu Hurairah R.a, di antara nasihat tersebut adalah perkataan beliau:
Janganlah banyak tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati.”
            Dalam hadis diatas, kalau kita cermati hal yang menjadi akar dari matinya hati seseorang ialah yang banyak tertawa, bergurau dan banyak bicara. Dalam konteks ini, orang yang banyak bicara ialah orang yang banyak berbicara tentang sesuatu yang tidak ada manfaatnya, tidak ada ilmunya dan kebanyakan hanya berisi kebohongan. Nabi Muhammad SAW, juga melarang kita untuk tertawa dan bergurau secara berlebihan. Memang terkadang ketika kita tertawa dapat membuat kita menjadi lebih rileks, senang, dan bahagia, tetapi jika itu dilakukan secara berlebihan, maka akan menimbulkan kemadhorotan bagi diri kita sendiri.

            Tidak bisa dipungkiri dalam zaman modern ini bergitu banyak hiburan yang dapat kita saksikan, baik itu di TV maupun media massa lainnya. Seperti halnya stand up comedy yang dipentaskan hanya bertujuan agar orang lain bisa merasa senang kemudian tertawa, tetapi kebanyakan kata-kata yang keluar dari mulut sang penghibur itu bukanlah hal-hal yang baik dan bermanfaat, tetapi justru banyak kata-kata yang mengandung kebohongan demi menyenangkan orang lain.

            Dalam Islam, kita memang diperintahkan untuk bisa membuat orang lain merasa senang, bahkan kita dilarang untuk membuat orang merasa benci kepada kita, tetapi senangkanlah orang lain dengan cara yang baik dan sopan.

            Jika kita cermati, tujuan dari stand up comedy itu memanglah baik, yaitu mempunyai tujuan untuk menyenangkan orang lain. Ketika orang lain itu merasa senang, maka kemudian mereka akan tertawa. Tetapi apa yang terjadi?, tertawa mereka terkadang kebablasan dan tidak bisa terkontrol karena merasa kata-kata atau tingkah laku si pembawa stand comedy itu lucu sekali. Tetapi ingat, jika kita sering tertawa yang kebablasan, maka bisa jadi sedikit demi sedikit akan membuat hati kita mejadi mati sehingga yang kita butuhkan kerap kali itu bukanlah nasihat dan petuah yang bijak, akan tetapi adalah sebuah lelucon atau hiburan, tak peduli itu sebuah kebohongan ataupun tidak, yang penting bisa menimbulkan senang dan tawa.
Jika kita ingin melakukan hal-hal yang sifatnya dapat menghibur orang lain, lakukanlah dengan cara yang baik

        Orang yang terlalu banyak tertawa dan bicara yang tidak bermanfaat juga tidak akan terlihat kewibawaannya, karena sesungguhnya banyak tertawa itu membuat hilangnya kewibawaan seseorang.

Umar bin Khatthab R.a berkata,
“Barangsiapa yang banyak tertawa, maka akan sedikit wibawanya. Barangsiapa yang banyak guraunya, maka dengannya dia akan rendah.” – (HR. Baihaqii dalam Kitab Syu’abul ‘imaan no: 5019)
             Disini kita bukan melarang untuk bercanda maupun tertawa. Bercanda dan tertawa boleh-boleh saja, asalkan jangan lakukan hal itu secara berlebihan. Gunakanlah kebercandaan untuk mencairkan suasana yang terlalu tegang.
Al-Mawardi rahimahullah pernah berkata :
“Adapun tertawa, apabila seseorang membiasakannya dan terlalu banyak tertawa, maka hal itu akan melalaikan dan melupakannya dari melihat hal-hal yang penting. Dan orang yang banyak melakukannya, tidak akan memiliki wibawa dan kehormatan. Dan orang yang terkenal dengan hal itu tidak akan memiliki kedudukan dan martabat.” –(Adabud-Dunya wad-Din hal.313, Dar Maktabah Al-Hayat, 1986 M, syamilah)
Oleh karena itu, kita sebagai muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, hendaklah selalu menjauhi hal-hal yang akan membuat hati kita menjadi mati, dan berusaha untuk selalu membersihkan hati dari perbuatan-perbuatan kotor, diantaranya yang dapat kita lakukan ialah :
  1. Bergurau dan tertawa sewajarnya
  2. Banyak melaukan perbuatan yang baik, maka kita akan dikenal karena perbuatan itu. 
  3. Berhati-hati     dalam berucap, jangan sampai mengucapkan kata-kata yang hanya akan menambah   kesalahan.
  4. Menanamkan dalam diri rasa malu yang benar, terutama malu kepada Allah
  5. Bersikap hati-hati (wara’) dalam menjalai hidup.
          Demikianlah  penyebab matinya hati seseorang yang kebanyakan dari kita tida mengetahuinya. Semoga Allah seenantiasa memberikan kita kekuatan untuk selalu taat beribadah kepadaNya, dan selalu dibimbingnya menuju jalan yang lurus, jalan yang akan menghantarkan kita menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Aamiin



p    Lahau la wala quwwata illa billahil'aliyyil'adhiim



S   Sumber :

     Rinaldi Jhon. 2014. Nasihat-nasihat Emas Khulafaur Rasyidin. Yogyakarta : Sabil

     Dakwah Jomblo


p    Penulis

S    SUKARMAN

a  Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta, Alumni Pondok Pesantren Al-Furqon Sanden, Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


Jumat, 11 Maret 2016

Keberkahan Membaca Al-Qur'an

0 Comments
Membaca Al-Qur'an
Allah menurunkan kitab suci Al-Qur’an kepada manusia pilihan-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW dengan sesuatu yang diberkahi. Makna berkah disini adalah tetap dan langgeng, serta berlimpah dan bertambahnya kebaikan.

            Allah SWT menjadikan Al-Qur’an sebagai kitab yang terberkahi. Dalam kitab Tafsir Razi yang tercantum didalam buku yang berjudul Tuntunan Mengambil Berkah karya dari Dr. Nashir Al-Judai’ disebutkan bahwa Para ulama ahli makna bahasa berkata “Kitabun mubarokun” (kitab yang diberkahi), makhsudnya adalah banyak kebaikan dan langgeng keberkahannya, yang memberikan kabar gembira dalam bentuk pahala dan ampunan, serta melarang berbuat keburukan dan kemaksiatan.

            Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur’an tentang keberkahan Al-Qur’an itu sendiri, yakni pada Surat Al-An’am ayat 155 :



Artinya :

“ Dan Al-Qur’an ini adalah kitab yang kami turunkan yang diberkahi, maka ikutilah ia dan bertawakallah agar kamu diberi rahmat” (Q.S Al-An’am : 155)

            Al-Qur’an memiliki banyak keutamaan dan manfaat  yang besar baik itu secara ukhrawi maupun duniawi. Allah SWT menamai Al-Qur’an dengan sebutan-sebutan yang mulia. Karena kemuliaannya itu, Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab suci yang akan dijaga kemurnian dan kemuliaannya langsung oleh Allah SWT.

            Sebagai umat islam yang diberi oleh Allah SWT sebuah kitab yang teramat sangat mulia (Al-Qur’an), sungguh sangat merugi dan hinanya jika kita tidak pernah membacanya.

Allah SWT berfirman :

“Dan bacalah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Robbmu (Al-Qur’an)...” (Q.S. Al-Kahfi : 27)

            Lalu apa sajakah keutamaan dan keberkahan yang akan kita dapatkan jika kita membaca Al-Qur’an? Tentu sangatlah banyak kebaikan yang akan kita dapatkan dari membaca Al-Qur’an, diantaranya yakni :

·         Mendapat Syafa’at Al-Qur’an di hari kiamat

Dalam sebuah hadits diriwayatkan :

“Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya” (H.R. Imam Muslim dari hadits Abu Ummah Al-Bahili)

·         Mendapat Pahala dan Karunia dari Allah SWT

Allah SWT berfirman :

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian riski yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri” (Q.S. Fathir : 29-30)

·         Mendapat Ketenangan, Rahmat dan disebut-sebut oleh Allah SWT

Dalam sebuah hadits dari Abu hurairah R.a yang juga diriwayatkan dalam Sahih Muslim, Rosulullah SAW bersabda :

“Dan tidaklah suatu kaum berkumpul didalam satu rumah Allah, mereka membaca Kitabullah dan mempelajarinya diantara mereka, melainkan ketenangan akan turun kepada mereka, mereka akan diselimuti rahmat, para malaikat akan mengelilingi mereka, dan Allah akan menyebut nama-nama mereka dihadapan makhluk yang ada disisi-Nya.

·         Mendapat Balasan Kebaikan Sepuluh Kali Lipat

Dalam sebuah hadits diriwayatkan dari  Ibnu Mas’ud R.a, bahwasanya Rosulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabullah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif, lam, mim itu satu huruf, akan tetapi, alif adalah satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf” (H.R. At-Tirmidzi)

            Selain manfaat dan keberkahan yang datang karena membaca A-Qur’an diatas adalah dari membaca Al-Qur’an dapat menyembuhkan berbagai penyakit melalui ruqyah dengan membacakan sebagian surat dan ayat dari Al-Qur’an.

            Sudah sepantasnyalah kita sebagai mukmin yang mengaku cinta terhadap Allah dan cinta terhadap Rosulullah selalu mencintai Al-Qur’an Al-Karim dengan cara membacanya, syukur-syukur bisa sampai dengan memahami isinya dan melaksanakan kandungannya.

Dari Abu Musa Al-Asy’ari R.a, bahwasanya Rosulullah SAW bersabda :

“Perumpamaan seorang Mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah laksana buah utrujjah, aromanya harum dan rasanya enak. Sementara seorang Mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an laksana buah kurma yang tidak memiliki aroma, namun rasanya manis.....” (H.R. Bukhari dan Muslim)

            Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita petunjuk dan hidayah-Nya, serta selalu dibimbing menuju jalan-Nya yang lurus, jalan yang akan menghantarkan kita menuju kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Aamiin.

Lahaula wala quwwata illa billahil’aliyyil’adhim


Sumber :

Al-Judai’, Dr. Nashir. 2005. Tuntunan Mengambil Berkah. Jakarta : PT Pustaka Imam As-Syafi’i.

Penulis

SUKARMAN


Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta, Alumni Pondok Pesantren Al-Furqon Sanden, Mahasiswa semester jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Rabu, 09 Maret 2016

Keutamaan Menyantuni Anak-anak Yatim dan Fakir Miskin

0 Comments
Sayangilah Anak Yatim
Setiap perbuatan baik pasti akan memberikan feedback yang baik, sebaliknya setiap perbuatan buruk pasti akan memberikan feedback yang buruk pula bagi si pelaku. Rosulullah SAW memerintahkan kita untuk selalu berbuat baik kepada siapapun agar kita masuk kedalam golongan orang-orang yang beruntung.
            Menjadi orang-orang yang beruntung tentu saja harus bisa melakukan perbuatan yang senantiasa di ridhoi Allah SWT. Banyak perbuatan baik yang dapat kita lakukan, salah satunya ialah menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin. Hikmah dan manfaat yang akan kita dapatkan dari perbuatan ini sungguh luar biasa. Selain itu, menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi fakir miskin merupakan perintah Allah SWT.

Artinya :

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang Ibu-Bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri” (Q.S. An-Nisa’ : 36)

            Jangan pernah sekali-kali mempunyai pikiran apabila kita memberikan sebagian harta kita kepada anak-anak yatim dan fakir miskin dapat membuat kita menjadi miskin, tetapi justru itu akan menambah keberkahan harta yang kita miliki, karena sesungguhnya Allah pasti akan membalas segala perbuatan kita walaupun itu hanya seberat biji dzarrah.




Artinya :

“Siapa saja yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun niscaya ia akan melihat (balasan)nya” (Q.S. Al-Zalzalah : 7 )

            Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi fakir miskin juga merupakan wujud dari infaq dan sedekah. Seperti halnya infaq dan sedekah, berbuat baik kepada anak-anak yatim dan fakir miskin tidak harus berupa materi, bisa berupa apa saja sesuai dengan kadar kemampua kita, yang terpenting adalah dari niat kita untuk berbuat baik dan membantu meringankan beban mereka.

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizqinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang diberikan kepadanya” (Q.S. At-Tholaq : 7 )

            Manfaat dan keberkahan yang akan kita dapatkan apabila kita selalu berbuat baik terutama kepada anak-anak yatim dan fakir miskin itu sangatlah banyak, adapun beberapa manfaat yang akan kita dapatkan yakni, antara lain :

1.      Membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat

Semua umat manusia pasti menginginkan kebahagiaan. Bagi setiap muslim yang bertaqwa, pastinya akan segera berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan kebahagiaan itu. Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi fakir miskin akan mempermudah kita dalam mendapatkan kebahagiaan itu di dunia dan di akhirat. Kebahagiaan yang akan kita dapatkan didunia ialah merasa tenang, tentram dan bahagia karena dapat membuat orang-orang yang kekurangan menjadi tercukupi. Dalam pandangan masyarakat, apabila kita selalu dan senang berbuat baik kepada anak-anak yatim dan fakir miskin, pastinya masyarakat akan senang kepada kita karena itu merupakan perbuatan mulia yang akan membuat hidup kita menjadi tentram dan bahagia dan hubungan kita dengan masyarakatpun juga akan terjalin dengan baik.

Selain kebahagiaan didunia, orang-orang yang menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat kelak yakin dapat bersanding dengan Rosulullah SAW, seperti dalam kutipan hadis berikut.

“Aku dan orang-orang yang menyantuni anak-anak yatim disurga nanti kelak seperti dua jari ini” (H.R. abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad)

Dalam hadis diatas, diibaratkan Nabi dan orang-orang yang menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin seperti dua jari yang selalu bersama-sama, begitu dekatnya dengan rosulullah SAW.

Selain hadis diatas, ada hadis lain yang menyatakan bahwa orang yang gemar dalam menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin akan masuk kedalam surga.

“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orangtua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mncukupinya maka ia pasti akan masuk surga” ( H.R. Abu Ya’la dan Thobroni, Shohih At Targhib, Al-Albaniy).

2.      Mempertebal Keimanan dan Ketaqwaan

Orang yang berbuat baik kepada anak-anak yatim dan fakir miskin, menandakan bahwa orang tersebut memiliki keimanan dan ketaqwaan yang sangat kuat. Orang-orang yang beriman dan bertaqwa pasti akan selalu berusaha untuk mematuhi perintah Allah SWT untuk selalu berbuat baik, terutama kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin. Seperti Firman Allah SWT.

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnaya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan sebagian hartanya, baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (Q.S. Ali-Imron : 133-134 )

Dari ayat diatas, kita dapat mengetahui bahwa Allah memerintahkan kita untuk menafkahkan sebagian harta kita terutama kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Maka karena itulah, keimana dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT semakin tebal dan bertambah kuat.

3.      Menumbuhkan Jiwa Kedermawanan

Manfaat lain dari menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin adalah dapat menumbuhkan jiwa kedermawanan. Kita sebagai umat islam, diperintahkan untuk mempunyai jiwa dermawan, karena dengan sikap inilah hubungan kita kepada orang lain akan semakin baik, terutama hubungannya antara kita dengan anak-anak yatim dan para fakir miskin. Dengan hal ini, Allah SWT pasti akan memberikan kita pahala dan kenikmatan yang sangat luas.

Allah SWT melarang kita untuk mempunyai sifat kikir terhadap orang-orang yang lemah, apalagi sampai menindas mereka. Sifat kikir dapat membinasakan diri sendiri, sebagaimana sabda Rosululullah SAW.

“Jauhilah sifat kikir, sesungguhnya yang memninasakan umat sebelum kamu adalah sifat kikir: ia (sifat kikir) akan menyuruh mereka bersifat kikir maka mereka kikir, dan menyuruh mereka memutuskan silaturahim maka mereka memutuskan silaturahm, serta mnyuruh mereka berbuat fasik maka mereka berbuat fasik” (H.R. Abu daud)

Sungguh merugi orang-orang yang kikir karena ia pasti akan mendapatkan kesukaran dalam hidupnya.

Allah SWT berfirman :

“Dan adapun orang-orang bakhil (kikir) dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala yang terbaik maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa” (Q.S Al-Lail : 8-11)

4.      Meningkatkan Syukur dan Ikhlas dalam Diri

Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin merupakan bentuk dari kedermawanan, sehingga orang yang selalu bersikap dermawan itu, rasa syukur dan ikhlas dalam dirinya akan semakin meningkat dan akan semakin percaya bahawa berbuat baik kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin dapat memberikan kualitas bagi hidup mereka.

Dengan beramal baik dan bersedekah kepada anak-anak yatim dan fakir miskin harta kita akan semkin bertambah. Seperti firman Allah SWT.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang dikehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (Q.S Al-Baqoroh : 261)

Orang-orang yang memiliki sifat ikhlas, hidupnya selalu akan merasa bahagia dan selalu bersyukur kepada Allah.

Allah SWT berfirman :

Katakanlah : “Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menyembah Allah (beribadah) dengan ikhlas/memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama” (Q.S. Az-Zumar : 11)

5.      Sumber Cinta dari Allah dan Cinta dari Sesama Manusia

Sebagai makhluk Allah yang beriman dan bertaqwa, kita harus memiliki rasa cinta dan kasih sayang. Jika kita berharap Allah mencintai kita, kita harus bisa mencintai sesama terlebih dahulu. Pada dasarnya orang-orang yang berbuat baik kepada sesamanya akan mendapatkan cinta dan kasih sayang dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman :

Katakanlah : "jika kamu benar-benar mencinta Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S Ali-Imron : 31)

6.      Menjadikan Harta Lebih Berkah dan Berlipat-lipat

Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin merupakan wujud dari sedekah, manfaat dari sedekah adalah dapat menjadikan harat kita lebih berkah dan semakin bertambah.

Keberkahan harta seseorang dapat membuat hidupnya menjadi tenang, tentram dan bahagia. Dengan keberkahan tersebut, pemiliknya akan bertambah rajin beribadah kepada Allah SWT, sebaliknya orang yang mempunyai harta tetapi tidak mau bersedekah, maka akan membuat hartanya menjadi tidak berkah dan akan membuat pemiliknya jauh dari Allah dan akan membuat hidupnya resah, gelisah.

Kita tidak perlu khawatir menjadi miskin jika harta kita disedekahkan kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin, karena hal itu pasti akan membawa keberkahan bukan malah membawa kemelaratan.

Dari Annas R.a : “Nabi Muhammad SAW bersabda : “Pintu rizqi akan terbuka sampai ‘Arsy. Allah menurunkan kepada Hamban-Nya bagian rizqi mereka sesuai dengan banyaknya shodaqoh mereka. Barangsiapa yang sedikit mengeluarkan shodaqoh, maka Allah akan memberinya sedikit rizqi, dan barang siapa yang banyak mengeluarkan shodaqoh, maka Allah akan memberinya rizqi yang banyak” (H.R. Dailami)

7.      Mendapat Naungan dan Pertolongan dari Allah SWT

Kelak pada hari kiamat, semua orang akan merasa bibgung, resah, gelisah dan ketakutan terhadap keadaan saat itu, gunung-gunung seperti kapas yang berhamburan, dan masusia berhamburan tak karuan. Pada hari itu, hanya orang-orang tertentu saja yang akan mendapat naungan dari Allah SWT. Dan salah satu orang-orang yang mendapat naungan dari Allah SWT adalah orang-orang yang gemar bersedekah dengan hati yang tulus dan ikhlas. Hal ini sebagaimana sabda Rosulullah SAW.

“Ada tujuh golongan yang kelak akan mendapat naungan dari Allah pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya. Salah satunya adalah seorang pemuda yang bersedekah dengan tangan kanannya hingga tangan kirinya tidak megetahui apa yang disedekahka oleh tangan kanannya” (H.R Mutafakkun ‘Alaih).

Untuk itu hendaklah kita selalu ringan tangan untuk berbuat baik dan bersedekah terutama kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin dengan tulus dan ikhlas hanya mengharap rodho Allah semata.

8.      Pahala yang Mengalir secara terus-Menerus

Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin merupakan wujud dari sedekah, kita mengetahui bahwasanya sedekah merupakan hal yang menyebabkan pahala mengalir terus-menerus, seperti sabda Nabi SAW :

“Dari Abu Hurairah R.a, bahwasanya Rosulullah SAW telah bersabda : “Bila seorang hamba telah meninggal, segala amalnya terputus, kecuali tiga hal : amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakannya” (H.R. Bukhori, dalam Adabul Mufrod)

Hadis diatas menjelaskan bahwasanya penyebab dari pahala yang terus mengalir tanpa putus adalah sedekah jariyah, lmu yang bermanfaat dan anak shoeh yang mendoakannya.

Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin tidak selalu dengan materi, bisa juga dengan mengajarkan kepada mereka ilmu yang bermanfaat, sehingga akan selalu berkelanjutan mereka mengajarkannya walaupun tidak harus menjadi seorang guru, karena pada dasarnya kita sebagai manusia harus saling berbagi ilmu. Menasehati dan salaing memperingatkan juga merupakan dari mengajarkan ilmu. Kemudian ketika kita berbuat baik terutama kepada anak-anak yatim, maka mereka akan selalu mendoakan kita, seperti halnya anak yang mendoakan orang tuanya.

9.      Menyucikan Jiwa

Jiwa seseorang seringkali menjadi kotor karena perbuatan mereka sendiri. Salah satunya adalah karena sifat berlebihan dalam kecintaannya terhadap dunia yang akhirnya menimbulkan sifat kikir dan enggan menyedekahkan sebagian hartanya.

Sikap berlebihan terhadap dunia tidaklah disukai oleh Allah SWT, bahkan Allah sangat benci kepada orang-orang yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, dan tiada keinginan untuk mengamalkan harta yang telah dimilikinya. orang-orang yang berperilaku demikian akan menjadi orang-orang yang celaka.

Allah SWT berfirman :

“Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya” (Q.S. Al-Humazah : 1-2)

Dalam ayat tersebut kita mengetahui bahwa Allah SWT mengancam orang-orang yang terlalu cinta terhadap hartanya. Sebagai umat muslim yang beriman dan bertaqwa, tentunya kita tidak ingin masuk kedalam golongan orang-orang yang celaka. Marilah kita selalu menjaga jiwa kita dari perbuatan-perbuatan yang kotor yang akan membawa kita kedalam jurang kehinaan.

Sifat bakhil/kikir merupakan penyebab kotornya jiwa. Maka dari itu, perlulah kita untuk menyucikannya, salah satunya ialah dengan berbuat baik kepada sesama manusia antara lain dengan cara bersedekah, menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin.

Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin merupakan akhlaq yang sangat mulia dimata Allah dan juga manusia. Dengan perilaku tersebut, dapat membuat kita menjadi manusia yang lebih baik dan manusia yang lebih bermanfaat bagi manusia lainnya. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan untuk selalu taat beribadah kepada-Nya, dan senantiasa selalu dibimbing di jalan yang lurus, jalan yang akan membawa kita kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Aamiin.

Lahaula wala quwwata illa billahil’aliyyil’adhim


Sumber :

Firdaus, Muhammad Irfan. 2012. Dahsyatnya Berkah Menyantuni Anak Yatim. Yogyakarta : Pustaka Albana.


Penulis

SUKARMAN

Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta, alumni Pondok Pesantren Al-Furqon Sanden, Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.


Sabtu, 05 Maret 2016

Bahaya Syirik

0 Comments

Apakah Syirik itu?

                Menurut kalangan ulama Syafi’iah Syirik adalah mempersekutukan Allah, dalam arti lain membandingkan Allah dengan yang lain. Dalam Al-qur’an Surat Luqman ayat 13, Lukman Hakim berwasiat kepada anaknya, yakani :

 


Artinya :

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar” (Q.S Luqman : 13)

                Allah SWT melarang hambanya melakukan perbuatan syirik atau menyembah selain Dia, karena dosa yang paling besar dan dosa yang sangat sulit untuk diampuni adalah dosa menyekutukan Allah (syirik).

                Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut Musyrik, walaupun hanya sebagian, melalui perkataan, keadaan, perbuatan, keyakinan, muamalah, ataupun persetujuannya, serta dia menganggap bagus perbuatan syirik dan ridha mengucapkan atau mendengarkan perbuatan itu, orang itu sudah cukup disebut sebagai Musyrik.

                Lawan dari Syirik adalah tauhid yaitu mengesakan Allah SWT, bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah SWT. Allah pun mengutus para Rosulnya disunia ini salah satu tujuannya ialah untuk menyebarkan ketauhidan.




Artinya :

“Dan kami tidak mengutus seorang rosul pun sebelum kamu, melainkan kami wahyukan kepadanya, bahwasanya tiada Tuhan (yang hak) melainkan Aku (Allah), maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku” (Q.S Al-Anbiya : 25)

                Syrik, itu bukan hanya sekedar mempersekutukan Allah, menurut Ahmad Bin hajar Ali Buthamy, seorang pengikut Syafi’iyah menguatkan pendapat Syekhul Islam Ibnu Taimiyah, bahwa syirik itu ada dua macam, yakni Syirik besar dan syirik kecil. Syirik besar tentunya yang menyekutukan Allah SWT, sedangkan Syirik kecil anatara lain, riya dan bersumpah selain Allah. Seseorang yang jiwanya bersih dari kedua Syirik itu, wajib baginya masuk surga. Seseorang yang mati dalam keadaan melakukan syirik besar, maka wajib baginya masuk neraka. Seseorang yang jiwanya bersih dari syirik besar tetapi ternoda sebagian dari syirik kecil, sementara kebaikannya lebih banyak daripada dosanya, maka dia akan masuk surga. Barang siapa bersih dari syirik besar tetapi melakukan banyak syirik kecil sehingga kesalahannya lebih banyak, maka dia akan masuk neraka. Syirik besar menyebabkan orang mendapat siksa, begitu pula syirik kecil yang banyak jumlahnya. Tetapi Syirik kecil yang disertai dengan keikhlasan yang banyak tidak akan mendatangkan siksa.
 
back to top