Selasa, 22 Maret 2016

Tertawa Berlebihan Penyebab Matinya Hati

0 Comments


Matinya Hati Membuat Derajat Seseorang
 Lebih Hina Daripada Binatang
           Allah SWT akan senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah-Nya kepada orang-orang yang hatinya bersih, yang senantiasa berikhtiar untuk selalu membersihkan hatinya dari segala bentuk tindakan yang akan membuat hatinya menjadi kotor. Orang yang hatinya sudah kotor, tetapi tidak berusaha untuk membersihkannya, maka Nau’dzubillah, hal itu akan membuat hatinya menjadi mati. Jika hati seseorang telah mati, maka nilai manusia pada dirinya akan jatuh, bahkan akan lebih hina daripada seekor binatang. Mengapa bisa demikian? Karena orang yang hatinya telah mati akan jauh dari petunjuk dan hidayah Allah SWT, dan cenderung selalu menuruti hawa nafsunya, sedangkan kebanyakan nafsu itu selalu menuntun manusia kepada perbuatan maksiat kepada Allah SWT.

            Kita sebagai manusia telah diberikan kelebihan oleh Allah SWT berupa akal pikiran untuk selalu dapat berfikir terlebih dahulu sebelum melakukan suatu perbuatan. Sedangkan binatang oleh Allah SWT hanya dikaruniai nafsu saja, sehingga apabila hati seorang hamba telah mati, maka pola pikirnya akan cenderung menuruti hawa nafsunya. Hal ini mengakibatkan orang tersebut derajatnya lebih rendah daripada binatang.

            Berbicaa tentang bahaya dari matinya hati seseorang tersebut, perlu kita ketahui bersama terlebih dahulu, apakah faktor yang dapat memengaruhi hati seseorang menjadi mati?

Umar Ibn Khattab R.a diriwayatkan pernah berkata :

“Barang siapa yang banyak tertawanya, akan sedikit kewibawaannya. Barang siapa yang suka bergurau, maka ia akan dilecehkan. Barang siapa yang banyak dalam suatu hal, maka ia akan dikenal dengannya. Dan, barang siapa yang banyak bicaranya, maka banyak pula kesalahannya. Barang siapa yang banyak kesalahannya, maka sedikitlah rasa malunya. Barangsiap yang sedikit rasa malunya, maka sedikit pula sifat wara’nya (kehati-hatiannya). Dan barang siapa sedikit sifat wara’nya, maka matilah hatinya”


Rasulullah SAW pernah memberikan beberapa nasihat kepada Abu Hurairah R.a, di antara nasihat tersebut adalah perkataan beliau:
Janganlah banyak tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati.”
            Dalam hadis diatas, kalau kita cermati hal yang menjadi akar dari matinya hati seseorang ialah yang banyak tertawa, bergurau dan banyak bicara. Dalam konteks ini, orang yang banyak bicara ialah orang yang banyak berbicara tentang sesuatu yang tidak ada manfaatnya, tidak ada ilmunya dan kebanyakan hanya berisi kebohongan. Nabi Muhammad SAW, juga melarang kita untuk tertawa dan bergurau secara berlebihan. Memang terkadang ketika kita tertawa dapat membuat kita menjadi lebih rileks, senang, dan bahagia, tetapi jika itu dilakukan secara berlebihan, maka akan menimbulkan kemadhorotan bagi diri kita sendiri.

            Tidak bisa dipungkiri dalam zaman modern ini bergitu banyak hiburan yang dapat kita saksikan, baik itu di TV maupun media massa lainnya. Seperti halnya stand up comedy yang dipentaskan hanya bertujuan agar orang lain bisa merasa senang kemudian tertawa, tetapi kebanyakan kata-kata yang keluar dari mulut sang penghibur itu bukanlah hal-hal yang baik dan bermanfaat, tetapi justru banyak kata-kata yang mengandung kebohongan demi menyenangkan orang lain.

            Dalam Islam, kita memang diperintahkan untuk bisa membuat orang lain merasa senang, bahkan kita dilarang untuk membuat orang merasa benci kepada kita, tetapi senangkanlah orang lain dengan cara yang baik dan sopan.

            Jika kita cermati, tujuan dari stand up comedy itu memanglah baik, yaitu mempunyai tujuan untuk menyenangkan orang lain. Ketika orang lain itu merasa senang, maka kemudian mereka akan tertawa. Tetapi apa yang terjadi?, tertawa mereka terkadang kebablasan dan tidak bisa terkontrol karena merasa kata-kata atau tingkah laku si pembawa stand comedy itu lucu sekali. Tetapi ingat, jika kita sering tertawa yang kebablasan, maka bisa jadi sedikit demi sedikit akan membuat hati kita mejadi mati sehingga yang kita butuhkan kerap kali itu bukanlah nasihat dan petuah yang bijak, akan tetapi adalah sebuah lelucon atau hiburan, tak peduli itu sebuah kebohongan ataupun tidak, yang penting bisa menimbulkan senang dan tawa.
Jika kita ingin melakukan hal-hal yang sifatnya dapat menghibur orang lain, lakukanlah dengan cara yang baik

        Orang yang terlalu banyak tertawa dan bicara yang tidak bermanfaat juga tidak akan terlihat kewibawaannya, karena sesungguhnya banyak tertawa itu membuat hilangnya kewibawaan seseorang.

Umar bin Khatthab R.a berkata,
“Barangsiapa yang banyak tertawa, maka akan sedikit wibawanya. Barangsiapa yang banyak guraunya, maka dengannya dia akan rendah.” – (HR. Baihaqii dalam Kitab Syu’abul ‘imaan no: 5019)
             Disini kita bukan melarang untuk bercanda maupun tertawa. Bercanda dan tertawa boleh-boleh saja, asalkan jangan lakukan hal itu secara berlebihan. Gunakanlah kebercandaan untuk mencairkan suasana yang terlalu tegang.
Al-Mawardi rahimahullah pernah berkata :
“Adapun tertawa, apabila seseorang membiasakannya dan terlalu banyak tertawa, maka hal itu akan melalaikan dan melupakannya dari melihat hal-hal yang penting. Dan orang yang banyak melakukannya, tidak akan memiliki wibawa dan kehormatan. Dan orang yang terkenal dengan hal itu tidak akan memiliki kedudukan dan martabat.” –(Adabud-Dunya wad-Din hal.313, Dar Maktabah Al-Hayat, 1986 M, syamilah)
Oleh karena itu, kita sebagai muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, hendaklah selalu menjauhi hal-hal yang akan membuat hati kita menjadi mati, dan berusaha untuk selalu membersihkan hati dari perbuatan-perbuatan kotor, diantaranya yang dapat kita lakukan ialah :
  1. Bergurau dan tertawa sewajarnya
  2. Banyak melaukan perbuatan yang baik, maka kita akan dikenal karena perbuatan itu. 
  3. Berhati-hati     dalam berucap, jangan sampai mengucapkan kata-kata yang hanya akan menambah   kesalahan.
  4. Menanamkan dalam diri rasa malu yang benar, terutama malu kepada Allah
  5. Bersikap hati-hati (wara’) dalam menjalai hidup.
          Demikianlah  penyebab matinya hati seseorang yang kebanyakan dari kita tida mengetahuinya. Semoga Allah seenantiasa memberikan kita kekuatan untuk selalu taat beribadah kepadaNya, dan selalu dibimbingnya menuju jalan yang lurus, jalan yang akan menghantarkan kita menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Aamiin



p    Lahau la wala quwwata illa billahil'aliyyil'adhiim



S   Sumber :

     Rinaldi Jhon. 2014. Nasihat-nasihat Emas Khulafaur Rasyidin. Yogyakarta : Sabil

     Dakwah Jomblo


p    Penulis

S    SUKARMAN

a  Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta, Alumni Pondok Pesantren Al-Furqon Sanden, Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top