Sahabat Muslim yang dirahmati Allah
SWT.
zaman sekarang ini setiap
orang tidak luput dari teknologi dan media sosial. Dimana teknologi sekarang ini semakin
berkembang dengan pesatnya. Dalam mendapatkan sebuah informasi juga butuh yang
namanya teknologi, sedangkan Setiap orang juga pasti membutuhkan yang namanya
informasi. Namun yang menjadi pertanyaan
apakah informasi yang tersebar di media itu sudah benar dan akurat?
Sudahkah mengandung salah satu sifat dari Nabi yaitu sidiq yang berarti jujur/benar
dan transparan?. Banyak orang yang memiliki kepentingan untuk mendapatkan
profit yang banyak. Beberapa golongan baik individu maupun kelompok rela
membuat informasi yang mengandung ke bohongan/hoax demi mendapatkan keuntungan
yang banyak tanpa memperhatikan efek yang akan terjadi dalam masyarakat.
Sedangkan dalam ajaran islam diajarkan untuk selalu berkata dan berperilaku
jujur, karena dengan kejujuran hal baiklah yang akan terjadi, seperti dalam
sebuah hadis :
“Hendaklah kamu selalu jujur karena kejujuran itu akan membawa kepada
kebaikan dan kebaikan itu akan membawa kedalam surga.” (H.R.
bukhari dan Muslim)
Sahabat
Muslim, bagaimana seharusnya kita bersikap ketika mendapatkan informasi entah
itu dari media maupun dari mulut individu yang belum tentu kebenarannya? Menurut penulis pribadi Ada 2 tipe orang
dalam merespon sebuah informasi, yang pertama yaitu orag yang langsung
percaya begitu saja dan yang kedua yaitu orang yang tidak langsung percaya.
Nah, lalu bagaimana seharusnya kita menyikapi hal tersebut. tentu saja kita
harus bertabayyun terlebih dahulu. Apa makna dari tabayyu tersebut?
Tabayyun
secara bahasa memiliki arti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas
benar keadaannya. Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan meyeleksi
berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik dalam hal hukum,
kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya. Nah dalam menerima
sebuah informasi, kita harus menerapkan perilaku tabayyun tersebut. Karena
dalam Al-Qur’an Allah SWT memerintahkan kita untuk melakukan tabayyun :
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan kamu itu.” (Q.S.Al-Hujurat
: 6)
Menurut
buku Al-Qurthubi, Al-Jami‘ li Ahkam al-Qur’an, Dar, juz XVI Untuk menerima berita, pengetahuan akan
sumber berita merupakan sesuatu yang penting. Islam, melalui surat al-Hujurat
ayat 6 ini, mengajarkan bahwa sumber berita tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi dua kategori : (1) ‘adil (Muslim dan tidak fasik); (2) fasiq (tidak
adil). Jika sumber berita tersebut orang yang adil, yaitu orang Islam yang
tidak melakukan dosa kecil atau dosa besar dengan sengaja, maka beritanya dapat
diterima. Sekalipun demikian, kondisi kefasikan tersebut dapat saja terjadi
pada orang Islam yang asalnya adil sehingga al-Qurthubi tetap mensyaratkan agar
pihak pengambil keputusan (al-hakim), baik penguasa maupun bukan, tetap harus
melakukan pengecekan terhadap berita yang diterimanya, sekalipun dari orang
Islam.
Sahabat
Muslim, karena sekarang ini banyak sekali tersebar berbagai informasi yang
tidak akurat, kita sebagai umat islam harus pintar-pintar dalam menerima suatu
informasi. lebih-lebih jika itu tenatang ajaran agama islam. Kita tidak bisa
begitu saja menerima ajaran yang belum tentu kebenarannya. Karena dalam agama
islam dalam menerima ajaran/ilmu harus melalui yang namanya seorang guru yang
memang paham akan ajaran islam, dengan istilah lain harus mempunyai sanad/ asal
usul ajaran yang jelas, sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW,
seperti dalam sebuah hadis.
Ibnul
Mubarak berkata :
”Sanad merupakan bagian dari agama, kalaulah bukan
karena sanad, maka pasti akan bisa berkata siapa saja yang mau dengan apa saja
yang diinginkannya.” (H.R.Muslim).
Semoga kita
senantiasa menjadi umat yang cerdas dalam menerima suatu informasi, sehingga
kita bisa Menjadi umat yang menaati
perintah Allah SWT. Aamiin Ya Rabb.
Referensi :
Al-Qurthubi, Al-Jami‘ li Ahkam
al-Qur’an, Dar, juz XVI
Hidayat, Soleh. 2011. Kumpulan
Hadis Tentang akhlaq Terpuji. Jakarta : CV Megah Jaya.
Penulis :
SUKARMAN
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat
Yogyakarta dan Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.