Kamis, 21 September 2017

Sembunyikanlah

0 Comments

Sahabat Muslim yang dirahmati Allah,

Pernahkah kita merasa lebih nikmat manakah melakukan suatu ibadah secara terang-terangan, atau melakukannya secara sembunyi-sembunyi, dalam arti lain kita merasa lebih nyaman ketika melakukan ibadah tanpa diketahui oleh orang lain, hanya Allah dan malaikat pencatat amal lah yang mengetahuinya?

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb sekalian alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (Q.S. Al-An’am : 162-163)

Dizaman yang semakin canggih dan serba tekhnologi ini, hampir semua orang memiliki akun sosial media, baik itu Facebook, instagram, Youtube, Path, WhatssApp dan lain sebagainya, namun sebagian orang tidak bisa menggunakan akun sosial media mereka dengan baik dan benar, disini saya tidak menuduh seseorang ataupun golongan tertentu, penulis hanya mengamati apa yang telah terjadi belakangan ini. banyak orang yang sering mengupload/mengunggah foto maupun video tentang kebaikan-kebaikan yang telah dilakukannya, misal shalat, sedekah, naik haji dan lain sebagainya. Orang berlomba-lomba dalam mengeshare hal-hal yang bisa mendongkrak dan menarik perhatian orang lain untuk memuji akan eksistensinya dalam berbuat kebaikan, sedangkan niat orang melakukan hal itu bermacam-macam. Ada yang mempunyai niat hanya ingin eksis disosial media, ada pula yang berniat ingin pamer kepada orang lain. Namun setiap individu pasti mempunyai niat yang berbeda-beda, hanya individu yang bersangkutan dan Allah lah yang mengetahuinya. seperti dalam sebuah hadis :

“Bahwasanya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya bagi tiap-tiap orang memperoleh menurut apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya kepada dunia yang ingin didapatkannya, atau wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang ditujunya “. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, At-Tarmidzi dan An-Nasa’I)

Dalam tulisan ini penulis tidak bermaksud menjudge orang lain riya’ atau pamer dengan kebaikan yang  diperlihatkannya di sosial media, mungkin penulis juga masih sering melakukan hal tersebut, namun yang perlu kita garis bawahi bersama adalah niat  yang harus dikemas dengan baik, harus diniatkan hanya Lillahi ta’ala. Sesungguhnya mengambil sikap beramal dengan menyembunyikannya lebih disukai oleh Allah SWT.

“Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang bertaqwa lagi kaya dan menyembunyikan amalnya” (H.R.Muslim)

Menurut pengalaman yang penulis rasakan, banyak orang yang lebih merasa menyesal ketika tidak bisa mengunggah foto tentang kebaikan yang telah dilakukannya  kesosial media daripada melakukan kebaikan yang lebih banyak lagi. Boleh-boleh saja mengabadikan suatu amal kebaikan itu di media sosial yang diniatkan agar orang yang melihat dokumentasi tersebut tergerak hatinya untuk melakukan kebaikan juga, tetapi disini penulis sekedar mengingatkan jangan sampai kebaikan yang kita unggah disosial media itu dengan niat utama untuk menunjukkan eksistensi diri, agar orang lain memuji diri kita, namun sekali lagi diniatkan untuk berdakwah kepada orang lain melalui media, karena jika kita berdakwah atau mengajak orang lain berbuat baik, maka akan mendapatkan pahala dari Allah SWT, seperti sebuah hadis :

“Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” (H.R.Muslim)

Sahabat Muslim, mari kita sama-sama membenahi niat kita, dizaman yang semakin canggih ini jangan sampai diri kita terbawa  kepada laknatullah, karena segala apa yang kita niatkan itu akan kembali kepada apa yang kita niatkan. Jika kita berniat mengejar akhirat, maka dunia akan mendekati kita. namun jika kita hanya mengejar dunia, maka akhirat akan meninggalkan kita dan belum tentu dunia bisa kita dapatkan.


Referensi :

Asmuni syukir. 1998. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya : Al-Ikhlas


Penulis

SUKARMAN

Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta dan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top