Sahabat
Muslim yang dirahmati Allah,
Pernahkah kita merasa lebih nikmat manakah melakukan
suatu ibadah secara terang-terangan, atau melakukannya secara
sembunyi-sembunyi, dalam arti lain kita merasa lebih nyaman ketika melakukan
ibadah tanpa diketahui oleh orang lain, hanya Allah dan malaikat pencatat amal
lah yang mengetahuinya?
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya
shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb sekalian
alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan
aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (Q.S. Al-An’am : 162-163)
Dizaman yang semakin canggih dan serba tekhnologi
ini, hampir semua orang memiliki akun sosial media, baik itu Facebook,
instagram, Youtube, Path, WhatssApp dan lain sebagainya, namun sebagian orang
tidak bisa menggunakan akun sosial media mereka dengan baik dan benar, disini
saya tidak menuduh seseorang ataupun golongan tertentu, penulis hanya mengamati
apa yang telah terjadi belakangan ini. banyak orang yang sering mengupload/mengunggah
foto maupun video tentang kebaikan-kebaikan yang telah dilakukannya, misal
shalat, sedekah, naik haji dan lain sebagainya. Orang berlomba-lomba dalam mengeshare
hal-hal yang bisa mendongkrak dan menarik perhatian orang lain untuk memuji
akan eksistensinya dalam berbuat kebaikan, sedangkan niat orang melakukan hal
itu bermacam-macam. Ada yang mempunyai niat hanya ingin eksis disosial media,
ada pula yang berniat ingin pamer kepada orang lain. Namun setiap individu
pasti mempunyai niat yang berbeda-beda, hanya individu yang bersangkutan dan
Allah lah yang mengetahuinya. seperti dalam sebuah hadis :
“Bahwasanya segala amal perbuatan
tergantung pada niat, dan bahwasanya bagi tiap-tiap orang memperoleh menurut
apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya kepada dunia
yang ingin didapatkannya, atau wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya
kepada apa yang ditujunya “. (HR.
Bukhari, Muslim, Abu Daud, At-Tarmidzi dan An-Nasa’I)
Dalam tulisan ini penulis tidak bermaksud menjudge
orang lain riya’ atau pamer dengan kebaikan yang diperlihatkannya di sosial media, mungkin
penulis juga masih sering melakukan hal tersebut, namun yang perlu kita garis
bawahi bersama adalah niat yang harus dikemas
dengan baik, harus diniatkan hanya Lillahi
ta’ala. Sesungguhnya mengambil sikap beramal dengan menyembunyikannya lebih
disukai oleh Allah SWT.
“Sesungguhnya Allah menyukai hamba
yang bertaqwa lagi kaya dan menyembunyikan amalnya” (H.R.Muslim)
Menurut pengalaman yang penulis rasakan, banyak
orang yang lebih merasa menyesal ketika tidak bisa mengunggah foto tentang
kebaikan yang telah dilakukannya
kesosial media daripada melakukan kebaikan yang lebih banyak lagi. Boleh-boleh
saja mengabadikan suatu amal kebaikan itu di media sosial yang diniatkan agar
orang yang melihat dokumentasi tersebut tergerak hatinya untuk melakukan
kebaikan juga, tetapi disini penulis sekedar mengingatkan jangan sampai
kebaikan yang kita unggah disosial media itu dengan niat utama untuk
menunjukkan eksistensi diri, agar orang lain memuji diri kita, namun sekali
lagi diniatkan untuk berdakwah kepada orang lain melalui media, karena jika
kita berdakwah atau mengajak orang lain berbuat baik, maka akan mendapatkan
pahala dari Allah SWT, seperti sebuah hadis :
“Barang siapa yang menunjukkan
kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” (H.R.Muslim)
Sahabat Muslim, mari kita sama-sama membenahi niat
kita, dizaman yang semakin canggih ini jangan sampai diri kita terbawa kepada laknatullah, karena segala apa yang
kita niatkan itu akan kembali kepada apa yang kita niatkan. Jika kita berniat
mengejar akhirat, maka dunia akan mendekati kita. namun jika kita hanya
mengejar dunia, maka akhirat akan meninggalkan kita dan belum tentu dunia bisa
kita dapatkan.
Referensi
:
Asmuni
syukir. 1998. Dasar-Dasar Strategi Dakwah
Islam. Surabaya : Al-Ikhlas
Penulis
SUKARMAN
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
dan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar