Sumber : islamalternatif.com |
Sahabat Muslim yang dirahmati Allah SWT,
Berbicara
tentang iman. Pastilah kita semua sudah mengetahui apa itu iman, sejak duduk
dibangku sekolah dasar kita pasti pernah di beri mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam yang didalamnya pasti mengajarkan kepada muridnya tentang apa pengertian
iman itu.
Pada
dasarnya iman ialah percaya atau yakin. Kita juga pasti sudah mngetahui
bahawasanya unsur-unsur iman itu ada 6, yaitu iman kepada Allah, iman kepada
malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada Rosul, iman kepada hari kiamat,
dan iman kepada takdir baik maupun buruk.
Berkaitan
dengan iman ini, kita senantiasa diperingatkan Allah SWT dalam Al-Qur’an untuk
selalu meningkatkan iman kita setiap saat, karna pada dasarnya iman itu bersifat labil,
bisa berubah-ubah, bisa naik dan juga bisa turun.
“Iman itu kadang naik, kadang turun, maka
perbaruilah iman kalian dengan la ilaaha illalloh” (H.R Ibn Hibban dalam
buku Quantum Hikmah karya Imam Musbikin hal 384)
Karena
iman itu sangat rapuh, maka kita harus senantiasa menjaganya, meningkatkannya, dan
memperbaruinya. Dengan cara apa..?? yaaa pastilah banyak cara yang bisa kita
lakukan agar iman kita semakin bertambah, misal memperbanyak berdzikir
mengingat Allah, sering-sering membaca Al-Qur’an, berpuasa, dan lain
sebagainya.
Selain
itu, ternyata klasifikasi iman itu sangat banyak lho, iman memiliki banyak cabang,
yang paling tinggi ialah iman kepada Allah SWT, dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan benda yang menghalagi jalan.
“Iman
itu ada Tujuh puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan la ilaaha
ilallah, sedangkan yang paling rendah adalah menyingkirkan sesuatu yang
mengganggu dari jalan, dan malu itu salah satu cabang dari keimanan” (H.R
Bukhari dan Muslim)
Menyingkirkan
sesuatu yang menhalangi jalan itu memiliki makna yang sangat luas, bukan hanya
benda-benda yang menghalangi jalan saja, tetapi ketika kita bisa menghilangkan
masalah ataupun kesulitan orang lain, maka itu pun juga merupakan bagian dari
cabang iman. Misalnya ketika teman kita membutuhkan bantuan, kemudian kita
berusaha menolongnyaa, maka kita telah melakukan hal yang bisa meningkatkan
iman kita.
Cabang
iman lainnya yaitu Malu. Semua orang pasti mempunyai rasa malu, hanya setiap
orang berbeda-beda cara mengatur rasa malunya itu. Ada yang malu pada
tempatnya, yakni malu ketika melaukan maksiat dan dosa dihadapan Allah SWT, ada
yang hanya malu ketika aibnya diketahui org lain saja, bahkan ada orang yang
tidak punya rasa malu mengumbar aurat dan melakukan maksiat dimana-mana.
Naudzubillah.
Kita sebagai kaum muslim yang tahu akan esensi dari rasa
malu itu pasti akan senantiasa menjaga tingkah laku kita, menjaga perbuatan
kita, supaya bisa selalu berusaha menjaga sikap untuk tidak melakukan kesalahan
yang akan menyebabkan rasa malu itu muncul, baik itu dihadapan Allah SWT maupun
dihadapan sesama manusia. Nah,dengan malu pada tempatnya itulah juga merupakaan
salah satu cara agar bisa membuat iman kita semakin bertambah.
Marilah
kita semua selalu berusaha meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT,
bukan hanya agar kita mendapatkan pahala, tetapi agar kita juga mendapatkan ridho
Allah SWT. Aamiin.
Referensi :
Musbikin, Imam. 2009. Quantum Hikmah. Yogyakarta : Mitra Pustaka.
Penulis
SUKARMAN
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta dan
Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.