Jumat, 30 September 2016

Iman itu Labil

0 Comments
Sumber : islamalternatif.com

Sahabat Muslim yang dirahmati Allah SWT,

          Berbicara tentang iman. Pastilah kita semua sudah mengetahui apa itu iman, sejak duduk dibangku sekolah dasar kita pasti pernah di beri mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang didalamnya pasti mengajarkan kepada muridnya tentang apa pengertian iman itu.

          Pada dasarnya iman ialah percaya atau yakin. Kita juga pasti sudah mngetahui bahawasanya unsur-unsur iman itu ada 6, yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada Rosul, iman kepada hari kiamat, dan iman kepada takdir baik maupun buruk.

          Berkaitan dengan iman ini, kita senantiasa diperingatkan Allah SWT dalam Al-Qur’an  untuk  selalu meningkatkan iman kita setiap saat,  karna pada dasarnya iman itu bersifat labil, bisa berubah-ubah, bisa naik dan juga bisa turun.

          “Iman itu kadang naik, kadang turun, maka perbaruilah iman kalian dengan la ilaaha illalloh” (H.R Ibn Hibban dalam buku Quantum Hikmah karya Imam Musbikin hal 384)

          Karena iman itu sangat rapuh, maka kita harus senantiasa menjaganya, meningkatkannya, dan memperbaruinya. Dengan cara apa..?? yaaa pastilah banyak cara yang bisa kita lakukan agar iman kita semakin bertambah, misal memperbanyak berdzikir mengingat Allah, sering-sering membaca Al-Qur’an, berpuasa, dan lain sebagainya.

          Selain itu, ternyata klasifikasi iman itu sangat banyak lho, iman memiliki banyak cabang, yang paling tinggi ialah iman kepada Allah SWT, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan benda yang menghalagi jalan.

“Iman itu ada Tujuh puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan la ilaaha ilallah, sedangkan yang paling rendah adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan malu itu salah satu cabang dari keimanan” (H.R Bukhari dan Muslim)

          Menyingkirkan sesuatu yang menhalangi jalan itu memiliki makna yang sangat luas, bukan hanya benda-benda yang menghalangi jalan saja, tetapi ketika kita bisa menghilangkan masalah ataupun kesulitan orang lain, maka itu pun juga merupakan bagian dari cabang iman. Misalnya ketika teman kita membutuhkan bantuan, kemudian kita berusaha menolongnyaa, maka kita telah melakukan hal yang bisa meningkatkan iman kita.


Cabang iman lainnya yaitu Malu. Semua orang pasti mempunyai rasa malu, hanya setiap orang berbeda-beda cara mengatur rasa malunya itu. Ada yang malu pada tempatnya, yakni malu ketika melaukan maksiat dan dosa dihadapan Allah SWT, ada yang hanya malu ketika aibnya diketahui org lain saja, bahkan ada orang yang tidak punya rasa malu mengumbar aurat dan melakukan maksiat dimana-mana. Naudzubillah.

          Kita sebagai kaum muslim yang tahu akan esensi dari rasa malu itu pasti akan senantiasa menjaga tingkah laku kita, menjaga perbuatan kita, supaya bisa selalu berusaha menjaga sikap untuk tidak melakukan kesalahan yang akan menyebabkan rasa malu itu muncul, baik itu dihadapan Allah SWT maupun dihadapan sesama manusia. Nah,dengan malu pada tempatnya itulah juga merupakaan salah satu cara agar bisa membuat iman kita semakin bertambah.

          Marilah kita semua selalu berusaha meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT, bukan hanya agar kita mendapatkan pahala, tetapi agar kita juga mendapatkan ridho Allah SWT. Aamiin.


Referensi :

Musbikin, Imam. 2009. Quantum Hikmah. Yogyakarta : Mitra Pustaka.


Penulis

SUKARMAN

Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta dan Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top