Sahabat Muslim yang dirahmati Allah
SWT,
Manusia
diciptakan oleh Allah SWT dengan memiliki akal dan nafsu. Dengan akal kita bisa
berfikir dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sedangkan nafsu
akan membuat kita merasa ingin memiliki sesuatu. Nafsu ada yang baik dan ada
pula yang buruk, namun tergantung bagaimana kita dapat mengontrol nafsu
tersebut.
Dengan
diciptakan manusia di muka bumi ini, Allah SWT ingin menjadikan manusia sebagai
khalifah yang bertugas untuk menjaga dan memakmurkan bumi, seperti firman Allah
SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30 yang artinya :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” Mereka berkata : “Apakah Engkau
hendak menjadikan di bumi itu siapa yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku me-ngetahui apa yang
tidak Engkau ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah : 30)
Manusia
memang diperintahkan Allah untuk menjaga bumi dan melestarikannya, namun karena
nafsu manusia yang buruk, menjadikan manusia mengiginkan kekuasaan dimuka bumi
sampai-sampai menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, termasuk merusak
alam. Seperti firman Allah bahwasanya alam ini rusak karena ulah dari manusia
itu sendiri.
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). Katakanlah
(Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang
dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan
(Allah).” (Q.S. Ar Rum : 41-42)
Oleh
karena itu akal pikiran kita yang telah diberi oleh Allah SWT harus kita
gunakan dengan biak, pakailah akal kita untuk memahami dan mengangumi ayat-ayat
Allah yang ada dimuka bumi ini, baik itu ayat-ayat Qouliyah maupun ayat-ayat
Qouniyah-Nya.
Namun
berhati-hatilah kita dalam menggunakan akal pikiran, karena tidak sedikit
ketika kita merasa tahu segalanya, banyak ilmu yang kita dapatkan, dan banyak
sesuatu yang bisa kita raih, terkadang kita menjadi lupa bahwasanya, Allah
memberikan akal itu agar manusia bisa memahami dan berfikir tentang kebesaran
Allah yang ada di jagad raya ini bukan untuk menyombongkan diri.
Hidup
di dunia ini hanyalah sementara, tujuan kita hidup di dunia ini adalah untuk
menggapai ridho dan rahmat dari Allah SWT, agar kelak dihari kiamat kita bisa
berada dalam barisan orang-orang yang diberi rahmat oleh Allah SWT.
Dalam
buku yang berjudul “Orang-orang yang
mendapat Rahmat” karya dari Syekh ThahaAbdullah Al Afifi menjelaskan ada
beberapa orang yang akan mendapat rahmat dari Allah SWT, diantaranya :
Pertama, orang yang bertobat dan
melakukan perbaikan.
Manusia
di dunia ini tidak ada yang terbebas dari dosa, kecuali orang-orang yang
dima’sum oleh Allah SWT. Namun kalau hanya kita manusia biasa tidak punya
keistimewaan, tentu saja pernah melakukan kesalahan. Namun sebaik-baiknya orang
yang melakukan dosa ialah orang yang mau mengakui kesalahannya, bertobat kepada
Alah dan melakukan hal-hal yang baik. Allah SWT menyukai orang-orang yang bertaubat,
dengan catatan harus bertaubat sungguh-sungguh taubatan nashuha, karena Allah hanya akan menerima orang yang
benar-benar ingin memperbaiki diri.
Yang kedua, Mengikuti Al-qur’an
dengan harapan dirahmati Allah.
Al-Qur’an
merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad sebagai
pedoman hidup, bukan hanya untuk umat islam saja, melainkan pedoman hidup bagi
semua umat manusia.
“Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka
ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (Q.S Al-An’am
: 155)
Dalam
membaca, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an merupakan perintah
dari Allah SWT. Namun hati kita harus tetap dijaga, jangan sampai hal itu kita
lakukan karena hanya ingin mendapat pujian maupun hal lainnya.
Selain
itu ketika ada orang lain sedang membaca Al-Qur’an kita diperintahkan untuk
mendengarnya, agar kita mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
“dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dngarkanlah baik-baik dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S.
Al-A’raf : 204).
Yang ketiga, Orang yang beriman,
berhijrah dan Berjihad dijalan Allah
Sesungguhnya
Allah SWT, telah memerintahkan kita untuk beriman, berhijrah, dan berjihad
dijalan Allah dengan harta dan jiwa, seperti firman Allah dalam al-Qur’an :
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah
dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi
Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan. Rabb mereka
mengembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhoan dan
surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal. Mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S.
At-Taubah : 20-22)
Yang ke empat, Mengajak kepada
kebaikan dan mencegah dari yang mungkar.
Berdakwah,
memanglah tugas bagi kita semua, dakwah artinya mengajak, menyuruh ataupun
memanggil. Allah SWT telah memerintahkan kita semua untuk selalu mengajak umat
menuju kebaikan dan melarang orang-orang yang berbuat kejahatan. Seperti firman
Allah dalam Al-Qur’an :
”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran : 104)
Nah
Sahabat Muslim, dari beberapa uraian diatas, kita bisa mengambil pelajaran,
bahwasanya hiup di dunia ini hanyalah sementara, maka marilah kita senantiasa
beribadah kepada Allah dengan hati yag ikhlas hanya mengharap ridho dan rahmat
dari Allah SWT.
Lahaula walaa quwwata illa billahil’aliyyil
‘adzim
Referensi :
Syekh Thaha Abdullah Al-Afifi.
2007. Orang-orang yang mendapat rahmat.
Jakarta : Gema Insani.
Penulis
SUKARMAN
Anak Asuh Yayasan Kemaslahatan Umat
Yogyakarta dan Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiara Islam di UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.