sumber : hajianton.com |
Sahabat
Muslim yang dirahmati Allah
Berbicara tentang taqwa, perlu kita
ketahui bersama apa pengertian taqwa itu. Secara garis besar pengertian taqwa
ialah menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala apa yang
dilarang-Nya. Namun dalam pengertian lain, Taqwa juga bisa diartikan
meninggalkan segala sesuatu selain Allah dan orang yang bertaqwa artinya orang
yang dapat memelihara dirinya dari menuruti hawa nafsu.
Dalam Al-qur’an, Allah SWT pun sering
menggunakan kata Taqwa yang menjadi tujuan akhir dari semua apa yang kita
lakukan. Misalnya dalam Al-qur’an surat Al-baqoroh ayat 183 yang berbicara
tentang wajibnya puasa. Kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk berpuasa agar
kita menjadi orang-orang yang bertaqwa.
“Hai orang-orang yang beriman
diwajibkan atas kamu untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”
Kata taqwa, merupakan akhir dari tujuan
kita berpuasa dibulan ramadhan. Begitupun dalam ibadah-ibadah lainnya. Takqwa
merupakan tujuan kita melakukan suatu ibadah, karena denga taqwa kita akan
mendapatkan keridhoan dari Allah SWT.
Taqwa itu ibarat sebuah pohon yang
harus kita pupuk, agar taqwa bisa semakin tumbuh subur dan tidak dihampiri
penyakit-penyakit yang dapat menggerogotinya. Adapun beberapa ikhtiar yang
dapat kita lakukan untuk memupuk taqwa tersebut yang penulis kutip dari sebuah buku yang berjudul Taqwa Penyelamat Umat karya dari Drs. Zahri Hamid, antara lain sebagai berikut :
·
Ikhlaskan hati
Hati
yang ikhlas merupakan landasan jiwa yang mulia, ketika kita melakukan segala
hal haruslah dilandasi dengan hati yang ikhlas. Allah SWT pun juga
memerintahkan kita untuk senantiasa beribadah dengsn ikhlas hanya untuk Allah
SWT.
“Inna sholatii wanusukii wamahyaaya wamamatii
lillahirobbil’alamiin”
“sesunnguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku
hanya untuk Allah tuhan semesta Alam”
Dengan hati yang ikhlas maka insya Allah derajat taqwa itu akan
kita dapatkan, karena hanya dengan hati yang ikhlaslah, Allah akan melihat kita
dan memberikan ketaqwaan itu kepada kita.
·
Tanamkan rasa Syukur
“Fabi ayyi alaa i robbikuma tukaddziban”, Nikmat
mana lagi yang akan kita dustakan, setelah begitu banyak nikmat yang Allah
berikan kepada kita. kita tak pernah menghitung betapa banyaknya kenikmatan
yang kita dapatkan sejak kita diciptakan. Ketika nikmatnya kita berada dirahim
ibu, kita tak perlu susah-susah mencari makanan, kita tidak perlu untuk
bergerak kesana kemari, sampai akhirnya kita terlahir didunia ini, nafas yang
Allah berikan, harta yang Allah berikan, kesehatan yang Allah berikan, tak
pernah kita dapat menghitungnya, maka pantaskah jika kita tidak bersyukur
kepada Allah yang telah memberikan kita begitu banyak kenikmatan ini.
·
Tanamkan jiwa tawadlu’
Merasalah
menjadi makhluk yang hina dihadapan Allah Dzat Yang Maha Tinggi, Dzat yang
menciptakan seluruh apa yang ada di jagad raya ini. Merasalah kita ini
adalah makhluk yang sangat lemah dan tak berdaya dihadapan Allah, Karena kita ini
hanyalah makhluk ciptaan-Nya yang tiada daya kekuatan tanpa pertolongan Allah.
Dengan demikian, maka akan timbullah dihati kita jiwa yang bertaqwa yang
selalu takut kepada Allah SWT.
·
Bertaubat
Bertaubatlah menyesali diri kita karena kita sudah
terlalu banyak melakukan kesalahan, kita tak pernah tahu kapan kita melakukan
kesalahan, terkadang kita tak sadar ketika kita melakukan kesalahan dihadapan
Allah SWT, hal yang sepele pun terkadang kita hanya meremehkannya. Maka agar
taqwa kita bisa terpupuk dan terus terjaga, marilah kita berbanyak memohon
ampun kepada Allah SWT.
·
Tanamkan rasa Kauf (takut)
Tanamkanlah dalam hati kita rasa takut
kepada Allah, rasa takut akan murka Allah kepada kita, sehingga dalam setiap
tindakan yang akan kita laukan kita senantiasa berhati-hati dalam bertindak,
memikirkan hal itu matang-matang jangan sampai hal yang kita lakukan
mendatangkan murka Allah SWT.
·
Bersabar
Bersabar
bukan hanya ketika kita mendapatkan musibah saja, tetapi, sepaham penulis sabar
itu dibagi menjadi tiga, yakni, sabar dalam ketaatan kepada Allah, yaitu ketika
kita beribadah kepada Allah kita harus mempunyai sifat sabar dalam
melaksanakannya, ketaatan yang harus kita pertahanakan, seperti misalnya shalat,
kita harus bisa bersabar dalam mendirikan shalat, kita tidak boleh
tergesa-gesa, dan kita harus melaksanakan shalat itu tiada putus sampai saatnya
kita dishalatkan. Yang kedua, sabar dalam kemaksiatan, artinya kita harus
bersabar dalam menahan diri kita dari melakukan kemaksiatan. Yang ketiga, sabar
dalam menerima takdir. Kita harus bersabar ketika kita mendapatkan musibah dari
Allah SWT, karena itu adalah ketetapan yang telah Allah berikan kepada kita, dan pastilah dibalik
musibah itu maka kita akan medapatkan hikmah yang teramat sangat berharga.
Dengan
sikap-sikap yang kita lakukan diatas, insyaAllah hal itu akan membuat ketaqwaan
kita kepada Allah SWT semakin terpupuk, semakin kokoh, dan terhindar dari
segala penyakit hati. Aamiin.
Sumber ;
Hamid, Drs. Zahri. 1975. Taqwa Penyelamat Umat. Yogyakarta Lembaga Penerbit Ilmiah IAIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penulis
SUKARMAN
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta dan
Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar