Senin, 17 Oktober 2016

Memupuk Taqwa

0 Comments
sumber : hajianton.com
Sahabat Muslim yang dirahmati Allah

          Berbicara tentang taqwa, perlu kita ketahui bersama apa pengertian taqwa itu. Secara garis besar pengertian taqwa ialah menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Namun dalam pengertian lain, Taqwa juga bisa diartikan meninggalkan segala sesuatu selain Allah dan orang yang bertaqwa artinya orang yang dapat memelihara dirinya dari menuruti hawa nafsu.

          Dalam Al-qur’an, Allah SWT pun sering menggunakan kata Taqwa yang menjadi tujuan akhir dari semua apa yang kita lakukan. Misalnya dalam Al-qur’an surat Al-baqoroh ayat 183 yang berbicara tentang wajibnya puasa. Kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk berpuasa agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa.

“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”

          Kata taqwa, merupakan akhir dari tujuan kita berpuasa dibulan ramadhan. Begitupun dalam ibadah-ibadah lainnya. Takqwa merupakan tujuan kita melakukan suatu ibadah, karena denga taqwa kita akan mendapatkan keridhoan dari Allah SWT.

          Taqwa itu ibarat sebuah pohon yang harus kita pupuk, agar taqwa bisa semakin tumbuh subur dan tidak dihampiri penyakit-penyakit yang dapat menggerogotinya. Adapun beberapa ikhtiar yang dapat kita lakukan untuk memupuk taqwa tersebut yang penulis kutip dari sebuah buku yang berjudul Taqwa Penyelamat Umat karya dari Drs. Zahri Hamid, antara lain sebagai berikut :

·        Ikhlaskan hati

Hati yang ikhlas merupakan landasan jiwa yang mulia, ketika kita melakukan segala hal haruslah dilandasi dengan hati yang ikhlas. Allah SWT pun juga memerintahkan kita untuk senantiasa beribadah dengsn ikhlas hanya untuk Allah SWT.

“Inna sholatii wanusukii wamahyaaya wamamatii lillahirobbil’alamiin”

“sesunnguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah tuhan semesta Alam”

     Dengan hati yang ikhlas maka insya Allah derajat taqwa itu akan kita dapatkan, karena hanya dengan hati yang ikhlaslah, Allah akan melihat kita dan memberikan ketaqwaan itu kepada kita.

·        Tanamkan rasa Syukur

“Fabi ayyi alaa i robbikuma tukaddziban”,  Nikmat mana lagi yang akan kita dustakan, setelah begitu banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita. kita tak pernah menghitung betapa banyaknya kenikmatan yang kita dapatkan sejak kita diciptakan. Ketika nikmatnya kita berada dirahim ibu, kita tak perlu susah-susah mencari makanan, kita tidak perlu untuk bergerak kesana kemari, sampai akhirnya kita terlahir didunia ini, nafas yang Allah berikan, harta yang Allah berikan, kesehatan yang Allah berikan, tak pernah kita dapat menghitungnya, maka pantaskah jika kita tidak bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kita begitu banyak kenikmatan ini.

·        Tanamkan jiwa tawadlu’

Merasalah menjadi makhluk yang hina dihadapan Allah Dzat Yang Maha Tinggi, Dzat yang menciptakan seluruh apa yang ada di jagad raya ini. Merasalah kita ini adalah makhluk yang sangat lemah dan tak berdaya dihadapan Allah, Karena kita ini hanyalah makhluk ciptaan-Nya yang tiada daya kekuatan tanpa pertolongan Allah. Dengan demikian, maka akan timbullah dihati kita jiwa yang bertaqwa yang selalu takut kepada Allah SWT.

·        Bertaubat

Bertaubatlah menyesali diri kita karena kita sudah terlalu banyak melakukan kesalahan, kita tak pernah tahu kapan kita melakukan kesalahan, terkadang kita tak sadar ketika kita melakukan kesalahan dihadapan Allah SWT, hal yang sepele pun terkadang kita hanya meremehkannya. Maka agar taqwa kita bisa terpupuk dan terus terjaga, marilah kita berbanyak memohon ampun kepada Allah SWT.

·        Tanamkan rasa Kauf (takut)

     Tanamkanlah dalam hati kita rasa takut kepada Allah, rasa takut akan murka Allah kepada kita, sehingga dalam setiap tindakan yang akan kita laukan kita senantiasa berhati-hati dalam bertindak, memikirkan hal itu matang-matang jangan sampai hal yang kita lakukan mendatangkan murka Allah SWT.

·        Bersabar

     Bersabar bukan hanya ketika kita mendapatkan musibah saja, tetapi, sepaham penulis sabar itu dibagi menjadi tiga, yakni, sabar dalam ketaatan kepada Allah, yaitu ketika kita beribadah kepada Allah kita harus mempunyai sifat sabar dalam melaksanakannya, ketaatan yang harus kita pertahanakan, seperti misalnya shalat, kita harus bisa bersabar dalam mendirikan shalat, kita tidak boleh tergesa-gesa, dan kita harus melaksanakan shalat itu tiada putus sampai saatnya kita dishalatkan. Yang kedua, sabar dalam kemaksiatan, artinya kita harus bersabar dalam menahan diri kita dari melakukan kemaksiatan. Yang ketiga, sabar dalam menerima takdir. Kita harus bersabar ketika kita mendapatkan musibah dari Allah SWT, karena itu adalah ketetapan yang telah Allah  berikan kepada kita, dan pastilah dibalik musibah itu maka kita akan medapatkan hikmah yang teramat sangat berharga.

     Dengan sikap-sikap yang kita lakukan diatas, insyaAllah hal itu akan membuat ketaqwaan kita kepada Allah SWT semakin terpupuk, semakin kokoh, dan terhindar dari segala penyakit hati. Aamiin.

Sumber ;

Hamid, Drs. Zahri. 1975. Taqwa Penyelamat Umat. Yogyakarta Lembaga Penerbit Ilmiah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.


Penulis

SUKARMAN

Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta dan Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top